Posted by Unknown on Senin, Februari 20, 2017 in Materi Kuliah | No comments
I. Latar Belakang
Pasar global merupakan pasar berskala dunia yang terbuka bagi seluruh pelaku usaha. Pada dasarnya Pasar global mengalami perkembangan yang pesat belakangan ini karena beberapa faktor, antara lain: Adanya beberapa negara industri yang mampu menghasilkan produk berkualitas dengan harga murah, misalnya China dan Taiwan. Yang mana Semakin banyak orang yang melakukan perjalanan antar negara yang secara langsung menjadi konsumen global dan banyaknya transportasi antar negara dapat mempermudah distribusi produk, sehingga Perdagangan dunia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar dunia.
Di tengah terpuruknya kondisi ekonomi global menjadi tantangan sendiri bagi perekonomian Indonesia. Oleh sebab itu, Indonesia memberanikan diri untuk berpartisipasi dalam pasar global dengan menandatangi perjanjian AFTA. Keterlibatan Indonesia dalam AFTA ini bukanlah hal yang baru, sebab sebelumnya Indonesia sudah menceburkan diri dalam APEC (Asia Pasific Economic Cooperation) dan ACFTA (Asean China Free Trade Agreement). Secara agresif ACFTA telah berjalan sejak tahun 2010 dengan hasil yang tidak terlalu menggembirakan bagi Indonesia, khususnya terkait posisi perdagangan dengan china. Sejak ACFTA berjalan, deficit neraca perdagangan Indonesia kian besar terhadap china sehingga menerbitkan kecemasan manfaat ACFTA tersebut bagi ekonomi nasional. Kasus ACFTA ini tentu merupakan pelajaran berharga bagi Indonesia untuk menapaki AFTA.
Melihat perspektif tersebut, maka pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan sebagai langkah terkait dampak krisis ekonomi global. Langkah antisipasi tersebut diantaranya, melakukan ekspansi pasar ekspor, mencegah tejadinya pemutusan hubungan kerja, dan meningkatkan daya beli masyarakat.
II. Pembahasan
Seperti yang kita ketahui bahwa Secara normatif landasan ideal sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian, maka sistem ekonomi Indonesia adalah system ekonomi yang berorientasi kepada Ketuhanan Yang Maha Esa (berlakunya etik danmoral agama, bukan materialisme); Kemanusiaan yang adil dan beradab (tidak mengenal pemerasan atau eksploitasi); Persatuan Indonesia (berlakunya kebersamaan, asas kekeluargaan, sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dalamekonomi); Kerakyatan (mengutamakan kehidupan ekonomi rakyuat dan hajathidup orang banyak); serta Keadilan Sosial (persamaan atau emansipasi, kemakmuran masyarakat yang utama bukan kemakmuran orang-seorang).Dari butir-butir di atas, keadilan menjadi sangat utama di dalam system ekonomi Indonesia. Keadilan merupakan titik-tolak, proses dan tujuan sekaligus.
Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal utama bertumpunya sistem ekonomi Indonesiayang berdasar Pancasila, dengan kelengkapannya, yaitu Pasal-pasal 18, 23, 27(ayat 2) dan 34. Berdasarkan TAP MPRS XXIII/1966, ditetapkanlah butir-butir Demokrasi Ekonomi (kemudian menjadi ketentuan dalam GBHN 1973, 1978,1983, 1988), yang meliputi penegasan berlakunya Pasal-Pasal 33, 34, 27 (ayat 2),23 dan butir-butir yang berasal dari Pasal-Pasal UUDS tentang hak milik yuang berfungsi sosial dan kebebasan memilih jenis pekerjaan. Dalam GBHN 1993 butir-butir Demokrasi Ekonomi ditambah dengan unsure Pasar 18 UUD 1945. Dalam GBHN 1998 dan GBHN 1999, butir-butir Demokrasi Ekonomi tidak disebut lagidan diperkirakan dikembalikan ke dalam Pasal-Pasal asli UUD 1945.
Landasan normatif-imperatif ini mengandung tuntunan etika dan moral luhur,yang kedaulatan, rakyat sebagai ummat yang dimuliakan Tuhan, yang hidup dalam persaudaraan satu sama lain, saling tolong-menolong dan bergotong-royong.
Dari ketiga sistem ekonomi yang ada yakni sistem ekonomi kapitalis, sosialis dan campuran. Pada masa kini perekonomian global lebih mengarah ke system ekonomi kapitalis karena telah mengarah pada ciri-ciri kapitalis. Alasan yang mendasari adalah pihak swasta diberikan kebebasan yang sebesar - besarnya untuk mengembangkan dan memperluas usahanya tanpa dibatasi pemerintah yang dapat merugikan masyarakat yang memiliki usaha kecil.
Kondisi ekonomi Indonesia yang selalu dibayang-bayangi oleh ekonomi global tersebut akan semakin memicu masyarakat serta pengusaha-pengusaha bahkan pemerintah untuk selalu bersaing dan mempertahankan diri dikancah internasional. Oleh sebab itu, Indonesia harus mengetahui kondisi pasar global dari segi Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro.
1. Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas factor input, barang, dan jasa yang diperjual belikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa yang akan menentukan harga dan bagaimana harga pada gilirannya menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dana lokasi dari sumber terbatas diantara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar,yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritisyang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna.Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenaikeseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalaminformasi asimetris,pilihan dalam situasi ketidakpastian,serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenaielastisitas produk dalam sistem pasar.Indonesia masih memiliki beberapa permasalahan seputar ekonomimikro. Masalah seperti pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan pelabuhan yang menjadi gerbang masuknya devisa asing.
Globalisasi telah menciptakan pertumbuhan bagi Negara-negara di Asia dengan ditunjukan oleh banyak orang yang sejahtera karena eksport industrialisasi, tetapi banyak juga menganggap bahwa dengan globalisasi orang tereksploitasi oleh prosesnya. Oleh karena itu globalisasi bagi Negara berkembang terutama Indonesia merupakan suatu potret suram akibat keganasan globalisasi yang dapat menyebabkan semakin miskinnya orang Indonesia.
Masalah pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah klasik yang selalu melekat dan menjadi ciri khas negara Indonesia, masalah ini jugamerupakan masalah yang paling klimaks dihadapi oleh negara ini, sebab proses penyelenggaraan Negara yang begitu panjang akan membayangkan adanya pengurangan angka pengangguran dan kemiskinan. Konsep yang amat dekat dengan konsep kemiskinan adalah impoverishment (hal-hal menyebabkanseseorang atau sesuatu menjadi lebih miskin). Proses impoverisment adalahsebuah proses aktif menghilangkan akses dan hak-hak dasar yang secarasistematik direproduksi dan diciptakan oleh sejumlah mekanisme globalseperti kerusakan lingkungan hidup, kehancuran sumberdaya rakyat, inflasi, pengangguran dan politik utang luar negeri. Proses inilah yang dikenal proses pelemahan (disepowerment) ekonomi, ekologi, social, politik, dan kebudayaan khususnya bagi kelompok-kelompok masyarakat minoritas dan terpinggirkan.
Usaha mikro sering merupakan usaha tingkat survival (usaha untuk mempertahankan hidup survival level activities), yang kebutuhankeuangannya dipenuhi oleh tabungan dan pinjaman berskala kecil.Serta kekuatan usaha mikro bisa di jadikan sebagai alternatif dalam mengurangi pengangguran, karena pengurangan pengangguran secara otomatis akan memberikan dampak positif untuk bisa mengurangi kemiskinan di Indonesia, tetapi alternative tersebut tidak bisa berjalan begitu saja tanpa mendapatkan dukungan secara maksimal oleh pemerintah dan swasta dengan memberikan akses keadilan bagi usaha tersebut.
2. Ekonomi Makro
Ekonomi makro atau macroekonomics adalah studi tentang ekonomisecara keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yangmempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar.Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi,stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secaraagregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, lajuinflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasion.
Ø Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utamasebagai berikut :
a. Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalamkegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkankeadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih adasumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
b. Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitasdi bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
c. Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhantersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
Adapun faktor yang mempengaruhi makro ekonomi Indonesia saat iniadalah krisis utang eropa yang menyebabkan melemahnya perekonomianglobal. Namun, masa depan perekonomian Indonesia diramalkan tetap cerahkendati melamban ditengah krisis utang Eropa dan melemahnya perekonomian Amerika Serikat. Setidaknya ini prediksi dari berbagai ekonom dan lembagakeuangan dunia
III. Daftar Rujukan
1. Ahmad Erani Yustika. 2014. Perekonomian Indonesia Memahami Masalah dan Menetapkan Arah. Malang: Selaras.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Disini