Posted by Unknown on Jumat, April 10, 2015 in Islami | No comments
Bismillaah…
walhamdulillah…
was sholaatu was salaamu alaa rosuulillaah…
wa alaa aalihii wa shohbihii wa maw waalaah…
walhamdulillah…
was sholaatu was salaamu alaa rosuulillaah…
wa alaa aalihii wa shohbihii wa maw waalaah…
Berikut ini adalah, fatwa Syeikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin tentang
masalah di atas, semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi penulis dan
pembacanya.
Pertanyaan: Bolehkan suami memanggil isterinya “Ya Ukhti” (wahai saudariku) atau “Ya Ummi” (wahai ibuku) karena dorongan kecintaan saja?
Beliau menjawab: Ya,
dibolehkan bagi suami untuk memanggil isterinya dengan panggilan “Ya
Ukhti”, atau “Ya Ummi“, atau panggilan-panggilan lain yang dapat
mendatangkan rasa sayang dan cinta. Walaupun sebagian ulama memakruhkan
bila seorang suami memanggil istrinya dengan panggilan-panggilan yang
seperti ini, namun hukum makruh ini tidaklah tepat, karena setiap amalan
itu tergantung niatnya, dan orang ini tidaklah meniatkan dengan
panggilan-panggilan itu, bahwa istrinya adalah saudarinya yang
diharamkan atau mahromnya. Tidak lain ia hanya bermaksud menampakkan
rasa sayang dan cintanya, dan setiap sesuatu yang
menjadikan/mendatangkan rasa sayang antara dua mempelai, baik dilakukan
oleh suami atau istri, maka hal itu adalah sesuatu yang dianjurkan. (Sumber: Fatawa Nurun Alad Darb hal: 19)
Dalam kitabnya Syarhul Mumti’, beliau juga mengatakan:
Jika seorang suami mengatakan kepada isterinya: “ya Ummi! Kemarilah,
siapkan makan siang”, ini bukanlah “zhihar“. Namun para ahli fikih
-rohimahumulloh- menyebutkan bahwa: dimakruhkan bagi seorang suami
memanggil isterinya dengan sebutan mahrom-mahromnya, sehingga tidak
boleh baginya memanggil istrinya: “ya Ukhti”, “ya ummi“, “ya binti”, dan
yang semisalnya.
Perkataan mereka ini tidaklah benar, karena makna dari panggilan itu
sudah maklum, bahwa si suami bermaksud memuliakan istrinya, maka ini
tidaklah mengapa, bahkan panggilan-panggilan seperti ini dapat
mendatangkan rasa sayang, cinta, dan keakraban. (Sumber: Syarhul Mumti’ 13/236)
Sekian, wa subhanakalloohumma wa bihamdika, asyhadu allaa ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaiik…
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Disini