Posted by Unknown on Jumat, April 10, 2015 in Islami | No comments
SETAHUN belakangan ini sering saya mendapat kiriman pesan pendek (SMS) dari seseorang sahabat. Salah satu kebiasaannya mengirimkan SMS berisi ajakan shalat Dhuha. Macam-macam bunyiSMS-nya.
Kadang diawali dengan nasihat yang membuat saya merenungi diri yang
berkubang dalam lumpur dosa dan kesalahan. Kadang diselipi jok-jok segar
yang membuat tersenyum.
Pada suatu hari ia ‘mewakafkan’ pulsanya untuk mengirim SMStepat pada momentum Tahun Baru Islam, “Hikmah hijrah, semakin baik, meninggalkan yang munkar. Tinggalkan kemalasan menuju istiqamah beribadah. Monggo shalatDhuha.”
Di kesempatan yang lain ia menulis, “Ya Allah, aku berlindung padaMu
dari ilmu yang tidak manfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa
yang tak pernah puas dan dari doa yang tidak terkabul. Matahri sudah
tinggi, siap-siap shalat Dhuha.”
Ada juga SMS yang sangat
memukul telak ke hati yang paling dalam, “Kita pernah bertemu dengan
orang baik. Atau, orang yang menganggap diri kita baik. Benarkah?
Sesungguhnya bukan kebaikan yang disandang, tapi ada kekuasaan Tuhan
yang menutupi aib, kesalahan dan dosa-dosa kita sehingga tidak tampak.
Kita tidak bisa bayangkan seandainya Tuhan tidak menutupi borok kita
itu. Seandainya dosa itu berbau, maka tidak ada orang yang mau dekat
dengan kita karena tidak tahan dengan baunya. Masihkah kita merasa baik?
Kita hanya bisa minta kepada Tuhan agar menutupi kesalahan-kesalahan
kita seperti yang terucap dalam doa diantara dua sujud. Ada 7 permohonan
kita, satu di antaranya adalah WAJBURNI (tutupilah kesalahanku) dan
Allah mengabulkan permintaan itu. Allahumma aamiin.. Waktunya shalat Dhuha.”
Shalat Dhuha mempunyai kedudukan mulia. Disunnahkan untuk kita kerjakan sejak terbitnya matahari sampai menjelang datangnya shalat dzuhur.
Seperti diungkap oleh Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki dalam bukunya Khasais al-Ummah al-Muhamadiyah tentang
keutamaannya, penulis membeberkan keutamaan-keutamaan yang disediakan
oleh Allah bagi hamba yang menunaikannya lengkap dengan sumber
haditsnya.
Pertama, orang yang shalat Dhuha akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah. “Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Turmudzi)
Kedua, barangsiapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Alah. “Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.” (HR. Hakim).
Ketiga, orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah. “Barangsiapa
yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang
lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia
ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya
enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa
mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang
taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah
akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani).
Keempat, orang yang istiqamah melaksanakan shalat Dhuha kelak ia akan masuk surga lewat pintu khusus, pintu Dhuha yang disediakan oleh Allah. “Sesungguhnya
di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila
Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah
orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha?
Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. At-Thabrani).
Kelima, Allah menyukupkan rezekinya. “Wahai
anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam
mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu.” (HR. Abu Darda`).
Keenam, orang yang mengerjakan shalat Dhuha ia telah mengeluarkan sedekah. “Hendaklah
masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada
setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap
tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir
adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah
yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka
cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR Muslim).
Selain keutamaan yang sudah disebutkan di atas, masih ada keutamaan
lainnya yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Yaitu dengan
mengerjakan shalat Dhuha ada
pahala besar berupa pahala seperti orang yang haji dan umrah yang
diterima oleh Allah. Barangkali kemuliaan ini masih belum diketahui oleh
banyak orang.
Bunyi haditsnya, “Barangsiapa shalat
subuh dengan berjamaah, kemudian duduk berdizkir kepada Allah sampai
matahari terbit, lalu shalat dua rakaat, dia mendapat pahala seperti
haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Turmudzi).
Dalam buku yang berjudul Panduan Shalat Dhuha (Terbitan
Darul Uswah, Yogyakarta, 2013) yang ditulis oleh Ibrahim an-Naji dan
diterjemahkan oleh Ahmad Suryana ini, diketengahkan syarat-syarat untuk
dapat meraih pahala umrah dan haji yang sempurna itu.
Pertama, diawali dengan shalat subuh berjamaah, meski tidak dilakukan di masjid seperti mushalla, ini sudah cukup. Batas minimalnya shalat berjmaah adalah antara imam dan makmun.
Kedua, duduk di tempat shalatnya sampai terbitnya matahari.
Ketiga, tidak mengerjakan perbuatan yang tidak bermanfaat. Syarat keempat menyibukkan diri dengan berzikir hingga waktu dibolehkannya shalat Dhuha.
Imam al-Ghazali menyebutkan amalan-amalan yang dilakukan di waktu antara subuh danshalat Dhuha: berdoa, berzikir dengan tasbih, membaca al-Qur`an dan bertafafkur.
Kelima, mengerjakan shalat Dhuha di tempat ia berzikir tersebut meski hanya dua rakaat.
“Joging 20 menit menyehatkan tubuh, shalat Dhuha 2
rakaat tenangkan jiwa,” tulis sahabat saya suatu kali, maka bukan hanya
jiwa yang tenang, dosa pun diampuni, dimudahkan dalam menjemput rezeki
dan pahala umrah serta haji dapat diraih.
Berbahagilah orang yang shalat Dhuha.
Mengawali pagi dengan ibadah. Santapan ruhani yang menggenapkan
semangat menjalani kehidupan dengan penuh keyakinaan dan tawakal. Dari
awal hingga akhir menautkan diri kepada Allah yang Maha Kaya.
Mudah-mudahan dengan mengetahui keutamaan shalat Dhuha kita lebih istiqamah melaksanakan shalat yang satu ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Disini