Posted by Unknown on Minggu, April 19, 2015 in Islami | No comments
Ayolah,
kapan lagi mau menikah? Kamu kan sudah cukup umur, sudah bekerja pula
dan secara agama hukumnya sudah menjadi wajib loh!. Ngga usah takut ngga
cukup. Rejeki itu tidak seperti hitungan matematika, serahkan saja
semua kepada Allah. Begitu selalu yang dikatakan teman-teman saat saya
selalu mempertimbangkan masalah keuangan sebagai salah satu alasan
mengapa belum menikah.
Percakapan itu terjadi beberapa tahun lalu, saat saya gamang dalam keputusan untuk menikah atau tidak. Syukurnya, saya lebih memilih untuk melangkah maju dibanding mundur teratur untuk tidak membicarakan lagi masalah pernikahan.
Dan ternyata teori rejeki bukan matematika itu ternyata benar adanya. Mana pernah saya menduga sebelumnya, bahwa dengan berkeluarga justru keadaan ekonomi saya meningkat. Dibanding saat sendiri dulu keadaannya boleh dibilang sangat bertolak belakang.
Dengan gaji yang saya terima saat bujangan dulu, tanpa menanggung biaya kontrak rumah, makan cuma satu mulut dan tak ada tetek bengek biaya rumah tangga, toh tabungan saya tak pernah lebih dari enam digit.
Malah sebaliknya, justru saat saya harus menafkahi isteri dan anak-anak ternyata saya bisa mencukupi kebutuhan minimal mereka, sesekali berwisata dan masih ada sisa untuk ditabung untuk persiapan tak terduga. Dari mana semua itu? Secara logika, seharusnya keadaan ekonomi saya morat marit, karena toh gaji yang saya terima jumlahnya tidak terlalu berbeda jauh saat bujangan dulu.
Jawabannya adalah, semua karena kebesaran Allah dan kepasrahan kepada kehendak-Nya. Allah selalu memberikan rejeki yang tidak pernah saya duga –duga sebelumnya. Ada saja tawaran kerja sampingan yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Dan semua itu cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kami dan bahkan bisa ditabung pula.
Maka semakin yakinlah saya akan kebenaran janji Allah dalam Alqura-an..”. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar..(memudahkan jalannya untuk sukses)”Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS.65:2-3)
Nah, sekarang apalagi yang menjadi penghalang bagi muslimin untuk menikah, kalau Allah telah menjamin semuanya?
Percakapan itu terjadi beberapa tahun lalu, saat saya gamang dalam keputusan untuk menikah atau tidak. Syukurnya, saya lebih memilih untuk melangkah maju dibanding mundur teratur untuk tidak membicarakan lagi masalah pernikahan.
Dan ternyata teori rejeki bukan matematika itu ternyata benar adanya. Mana pernah saya menduga sebelumnya, bahwa dengan berkeluarga justru keadaan ekonomi saya meningkat. Dibanding saat sendiri dulu keadaannya boleh dibilang sangat bertolak belakang.
Dengan gaji yang saya terima saat bujangan dulu, tanpa menanggung biaya kontrak rumah, makan cuma satu mulut dan tak ada tetek bengek biaya rumah tangga, toh tabungan saya tak pernah lebih dari enam digit.
Malah sebaliknya, justru saat saya harus menafkahi isteri dan anak-anak ternyata saya bisa mencukupi kebutuhan minimal mereka, sesekali berwisata dan masih ada sisa untuk ditabung untuk persiapan tak terduga. Dari mana semua itu? Secara logika, seharusnya keadaan ekonomi saya morat marit, karena toh gaji yang saya terima jumlahnya tidak terlalu berbeda jauh saat bujangan dulu.
Jawabannya adalah, semua karena kebesaran Allah dan kepasrahan kepada kehendak-Nya. Allah selalu memberikan rejeki yang tidak pernah saya duga –duga sebelumnya. Ada saja tawaran kerja sampingan yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Dan semua itu cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kami dan bahkan bisa ditabung pula.
Maka semakin yakinlah saya akan kebenaran janji Allah dalam Alqura-an..”. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar..(memudahkan jalannya untuk sukses)”Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS.65:2-3)
Nah, sekarang apalagi yang menjadi penghalang bagi muslimin untuk menikah, kalau Allah telah menjamin semuanya?
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Disini