Posted by Unknown on Minggu, April 12, 2015 in Islami | No comments
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah mengatakan bahwa lima tingkatan manusia di dalam shalat:
1. Tingkatan orang yang zhalim kepada dirinya dan teledor. yaitu, orang
yang kurang sempurna dalam wudhunya, waktu shalatnya, batas-batasnya dan
rukun-rukunnya.
2. Orang yang bisa menjaga waktu-waktunya, batas-batasnya,
rukun-rukunnya yang sifatnya lahiriyah, dan juga wudhunya, tetapi tidak
berupaya keras untuk menghilangkan bisikan jahat dari dalam dirinya.
Maka dia pun terbang bersama bisikan jahat dan pikirannya.
3. Orang yang bisa menjaga batas-batasnya dan rukun-rukunnya. Ia
berupaya keras untuk mengusir bisikan jahat dan pikiran lain dari dalam
dirinya, sehingga dia terus-menerus sibuk berjuang melawan musuhnya agar
jangan sampai berhasil mencuri shalatnya. Maka, dia sedang berada di
dalam shalat, sekaligus jihad.
4. Orang yang melaksanakan shalat dengan menyempurnakan hak-haknya,
rukun-rukunnya, dan batas-batasnya. Hatinya larut dalam upaya memelihara
batas-batas dan hak-haknya, agar dia tidak menyia-nyiakan sedikitpun
darinya. Bahkan seluruh perhatiannya tercurah untuk melaksanakannya
sebagaimana mestinya, dengan cara yang sesempurna dan selengkap mungkin.
Jadi, hatinya dirasuki oleh urusan shalat dan penyembahan kepada Tuhan
di dalamnya.
5. Orang yang melaksanakan shalat dengan sempurna. Dia mengambil hatinya
dan meletakkannya di hadapan Tuhan. Dia memandang dan memperhatikanNya
dengan hatinya yang dipenuhi rasa cinta dan hormat kepadaNya. Dia
melihatNya dan menyaksikanNya secara langsung. Bisikan dan pikiran jahat
tersebut telah melemah. Hijab antara dia dengan Tuhannya telah
diangkat. Jarak antara shalat semacam ini dengan shalat yang lainnya
lebih tinggi dan lebih besar daripada jarak antara langit dan bumi. Di
dalam shalatnya, dia sibuk dengan Tuhannya. Dia merasa tenteram lewat
shalat.
Kelompok pertama akan disiksa. Kelompok kedua akan diperhitungkan
amalnya. Kelompok ketiga akan dihapus dosanya. Kelompok keempat akan
diberi balasan pahala. Dan kelompok kelima akan mendapat tempat yang
dekat dengan Tuhannya, kerana dia menjadi bagian dari orang yang
ketenteraman hatinya ada di dalam shalat. Barangsiapa yang tenteram
hatinya dengan shalat di dunia, maka hatinya akan tenteram dengan
kedekatannya kepada Tuhan di akhirat dan akan tenteram pula hatinya di
dunia. Barangsiapa yang hatinya merasa tenteram dengan Allah ta’ala
,maka semua orang akan merasa tenteram dengannya. Dan barangsiapa yang
hatinya tidak bisa merasa tenteram dengan Allah ta’ala , maka jiwanya
akan terpotong-potong kerana penyesalan terhadap dunia. (Al-Wabil
Ath-Thayyib, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, hal 25-29)
Sumber: Buku “Air Mata Penjara Wanita”, hal.124-126, Penerbit Elba
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Disini