Posted by Unknown on Sabtu, April 11, 2015 in Islami | No comments
Kapan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam lahir? Apakah benar tanggal 12 Rabi’ul Awwal?
Kita sudah paham bahwa Hari kelahiran Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- adalah hari Senin. Dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab,
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ
“Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim no. 1162)
Sedangkan tahun kelahiran beliau adalah pada tahun Gajah. Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad berkata,
لا خلاف أنه ولد صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بجوف مكّة ، وأن مولده كان عامَ الفيل .
“Tidak ada khilaf di antara para ulama bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lahir di kota Mekkah. Dan kelahirannya adalah di tahun gajah.”
Kapan Tanggal dan Bulan Lahir Nabi Muhammad?
Sedangkan mengenai tanggal dan bulan lahirnya Nabi kita -shallallahu ‘alaihi wa sallam-,
hal ini masih diperselisihkan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
beliau lahir tanggal 8 Rabi’ul Awwal, seperti pendapat Ibnu Hazm. Ada
pula yang mengatakan tanggal 10 Rabi’ul Awwal. Dan yang masyhur menurut
jumhur (mayoritas) ulama adalah pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal. Selain
itu ada yang mengatakan, beliau dilahirkan pada bulan Ramadhan, ada pula
yang mengatakan pada bulan Shafar. Sedangkan ahli hisab dan falak
meneliti bahwa hari Senin, hari lahir beliau bertepatan dengan 9 Rabi’ul
Awwal. Dan inilah yang dinilai lebih tepat.
Jika kita meneliti lebih jauh, ternyata yang pas dengan tanggal 12
Rabi’ul Awwal adalah hari kematian Nabi -shallallahu ‘alaihi wa
sallam-. Meski mengenai kapan beliau meninggal pun masih diperselisihkan
tanggalnya. Namun jumhur ulama, beliau meninggal dunia pada tanggal 12
dari bulan Rabi’ul Awwal, dan inilah yang dinilai lebih tepat.
Jika demikian, yang mau diperingati pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal apakah kematian beliau?! Wallahul musta’an.
Perselisihan di atas juga menunjukkan bahwa perayaan Maulid Nabi
tidaklah begitu urgent, karena seandainya itu ingin diperingati, maka
seharusnya ada konsensus para ulama yang menetapkan tanggal pasti
perayaannya biar umat tidak berselisih sebagaimana jelas untuk Idul
Fithri tanggal 1 Syawal dan Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Lagian para sahabat Nabi pun tidak pernah merayakan Maulid Nabi. Abu
Bakar, Umar, Utsman dan Ali bin Abi Tholib tidak pernah memperingati
maulid. Kalau seandainya perayaan Maulid Nabi dituntunkan tentu pula
mereka akan lebih dahulu mencontohkan pada kita.
Law kaana khoiron lasabaqunaa ilaih, seandainya amalan tersebut baik tentu para sahabat akan mendahului kita untuk melakukannya.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Disini