Posted by Unknown on Rabu, April 15, 2015 in Islami | No comments
Shalat Jumat bagi Wanita
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum Ustadz
Teman saya pernah mengikuti pengajian di Majelis Tafsir Al-Quran di daerah Maguwoharjo, Sleman, Jogja, dan mendapat ilmu bahwa kaum wanita apabila shalat Jumat bisa dilakukan di rumah sebanyak 2 rakaat yang dilanjutkan 2 rakaat sunah ba’diyah.
Apakah memang ada hadisnya?
Syukron. Wassalam
Dari: Ita
Jawaban:
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah
Terkait hukum Jumatan bagi wanita, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan:
Pertama, ulama sepakat bahwa wanita tidak wajib melaksanakan shalat Jumat, meskipun dia tidak sedang safar, dan tidak ada udzur apapun.
Ibnul Mundzir dalam kitab kumpulan kesepakatan ulama karyanya, beliau menyebutkan:
وأجمعوا على أن لا جمعة على النساء
“Mereka (para ulama) sepakat bahwa Jumatan tidak wajib untuk wanita.” (Al-Ijma’, no. 52)
Di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah hadis dari Thariq bin Ziyad radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسلِمٍ فِي جَمَاعَةٍ إِلاَّ
أَربَعَة : عَبدٌ مَملُوكٌ ، أَو امرَأَةٌ ، أَو صَبِيٌّ ، أَو مَرِيضٌ
“Jumatan adalah kewajiban bagi setiap muslim, untuk dilakukan secara berjamaah, kecuali 4 orang: Budak, wanita, anak (belum baligh), dan orang sakit.” (HR. Abu Daud 1067 dan dishahihkan oleh Ibnu Katsir dalam Irsyadul Faqih, 1:190 dan Ibnu Rajab dalam Fathul Bari, 5:327).
Di antara hikmah, mengapa wanita tidak wajib jumatan adalah agar wanita
tidak turut berada di tempat berkumpulnya banyak laki-laki. Sehingga
menjadi sebab munculnya tindakan yang tidak diharapkan. Semacam,
ikhtilat campur baur antara lelaki dengan wanita. (Badai’ As-Shanai’, 1:258).
Kedua, wanita boleh menghadiri jumatan
Jika ada wanita yang menjaga adab islami, dia dibolehkan menuju masjid untuk melaksanakan shalat Jumat dengan adab-adab islami
pula. Cara yang dia lakukan sama persis dengan jumatan yang dilakukan
jamaah laki-laki. Artinya, dia wajib mendengarkan khutbah dengan
seksama, tidak boleh ngobrol dengan temannya, dan dia hanya shalat 2
rakaat bersama imam, sebagaimana aturan jumatan yang kita kenal.
Ibnul Mundzir dalam kitab Al-Ijma’ mengatakan:
وأجمعوا على أنَّهن إن حضرن الإمام فصلَّينَ معه أن ذلك يجزئ عنهن
“Mereka (para ulama) sepakat bahwa jika ada wanita yang menghadiri
Jumatan bersama imam, kemdian dia shalat bersama imam, maka itu sudah
sah baginya.” (Al-Ijma’, no. 53).
Maksud Ibnu Mundzir, dia tidak wajib melaksanakan shalat zuhur karena telah melaksanakan Jumatan.
Hal senada juga dikatakan Ibnu Qudamah, setelah beliau memaparkan, Jumatan tidak wajib bagi wanita, beliau menegaskan:
ولكنها تصح منها – أي الجمعة – ؛ لصحة الجماعة منها ، فإن النساء كن يصلين مع النبي صلى الله عليه وسلم في الجماعة
“Hanya saja jumatan itu sah dikerjakan wanita (bersama imam). Karena
mereka shalat jamaahnya sah (maksudnya: wanita boleh shalat jamaah,
pen.). Dulu para wanita shalat berjamaah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Al-Mughni, 2:243)
Ketiga, shalat Jumat sendirian di rumah, tidak sah
Para ulama sepakat bahwa jumatan hanya boleh dikerjakan secara
berjamaah. Tanpa jamaah, jumatannya tidak sah. Baik yang melakukan ini
laki-laki maupun wanita. Dalilnya adalah hadis yang telah disebutkan di
atas:
الجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسلِمٍ فِي جَمَاعَةٍ
“Jumatan adalah kewajiban bagi setiap muslim, untuk dilakukan secara berjamaah..”
Artinya, tanpa berjamaah, tidak mungkin bisa jumatan. Hanya saja ulama
berbeda pendapat, berapakah jumlah minimal jamaah, sehingga boleh
melaksanakan jumatan. Ada yang mengatakan minimal 3 orang, ada yang
mengatakan 40 orang, dan ada yang memberi batasan satu kampung.
Lebih dari itu, wanita juga tidak boleh dilakukan antar-jamaah wanita.
Karena pelaksanaan jumatan bagi wanita hanya mengikuti jumatan yang
diadakan kaum muslimin laki-laki di masyarakat tersebut. Mereka
bdrkumpul di satu tempat, untuk melaksanakan shalat, mendengarkan
khutbah, dan melakukan banyak syiar islam di sana. Dan itu semua tidak
mungkin dilakukan oleh wanita.
Oleh karena itu, jika wanita tidak jumatan di masjid maka dia shalat zuhur di rumah.
Lajnah Daimah memfatwakan:
إذا صلت المرأة الجمعة مع إمام الجمعة كَفَتهَا عن الظهر ، فلا يجوز لها أن
تصليَ ظهر ذلك اليوم ، أما إن صلت وحدها فليس لها أن تصلي إلا ظهرا ، وليس
لها أن تصلي جمعة
Jika wanita shalat Jumat bersama imam masjid, maka itu sudah cukup
baginya sehingga tidak perlu shalat zuhur, sehingga tidak boleh
melaksanakan shalat zuhur di hari itu (setelah jumatan). Namun jika dia
shalat sendirian maka tidak ada kewajiban shalat baginya, kecuali shalat
zuhur, dan dia tidak boleh shalat Jumat (2 rakaat, pen.). (Majmu’ Fatawa, 7:337)
Ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لا تمنعوا نساءكم المساجد ، وبيوتهن خير لهن
“Janganlah kalian menghalangi istri kalian untuk ke masjid. Dan rumah mereka itu lebih baik bagi mereka.” (HR. Abu Daud 567 dan dishahihkan Al-Albani)
Allahu a’lam
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Disini