BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Kejatuhan
khilafah Abbasiyyah yang berpusat di Baghdad oleh serangan kerajaan Mongol pada
1258 M, bisa dikatakan merupakan awal dari kemunduran peradaban Islam. Sebelum
itu terjadi, Baghdad adalah pusat peradaban dunia dan pusat ilmu pengetahuan. Akibat
yang ditimbulkan dari kehancuran Abbasiyyah kaum muslim terpecah ke dalam
negeri-negeri kecil. Dimana satu negeri dengan negeri yang lain saling
beperang.
Awal
pada ke 13 M, barulah keadaan peta politik dunia Islam relatif mengalami
kemajuan kembali setelah berbagai chaos
di negeri-negeri kaum muslim dengan munculnya tiga kekuatan besar, yaitu
Utsmani di Turki, Kerajaan Safawi di Persia, dan Mongol. Kekhilafahan Utsmani
merupakan imperium terbesar diantara tiga kerajaan lain. Menariknya, walaupun
pada masa yang sama, ketiganya berada kondisi sosio-ekonomi yang berbeda, pengaruh warisan pengembangan intelektual
yang berbeda bagi dunia Islam kini. Dalam makalah ini, kita akan mencoba
menganalisa bagaimana peradaban dan perekonomian duniaIslam pada masa tiga
kerajaan besar ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Kekhilafahan
Utsmaniyah
2.1.1.
Sejarah
Kekhilafahan Utsmaniyah (1299-1924)
Para
ahli sejarah menduga, bahwa bangsa Hittiti-lah yang pertama menempati wilayah
utsmani atau Turki sekarang. Pada awal tahun Masehi, ia dinamakan Bizantium di
bawah kekuasaan Romawi yang berkuasa di kawasan Ini selama lebih dari empat
abad. Dari tangan Romawi kemudian orang Barbar merebutnya dan memindahkan
ibukota kerajaan dari Roma ke Konstantinopel (ibu kota Turki sekarang). Pada
abad ke-12 M umat Islam di bawah bimbingan dinasti Abbasiyah dengan dibawah
komando Ertugral dan anaknya yang bernama Otsman, akhirnya merebut wilayah ini
sekaligus dinasti Abbasiyah memercayakan dan menghadiahkan pemerintahannya
kepada mereka. Pada abad ke-13 M berdirilah kekhilafahan Utsmaniyah. Dulu
wilayah kekuasaan Utsmani paling luas di antara tiga kerajaan besar (Safawi,
Mughal, dan Utsmaniyah saat itu), meliputi tiga benua yakni jazirah Arabia,
Balkan, Hungaria hingga kawasan Afrika Utara.
Setelah
Otsman meninggal, kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah kemudian merambah sampai ke
bagian Timur Mediterania dan Balkan.
Setelah kekalahan di Pertempuran
Plocnik, kemenangan kesultanan Utsmaniyah
di Pertempuran Kosovo
secara efektif mengakhiri kekuasaan Kerajaan
Serbia di wilayah tersebut dan memberikan
jalan bagi Kesultanan Utsmaniyah menyebarkan kekuasaannya ke Eropa. Kesultanan
ini kemudian mengontrol hampir seluruh wilayah kekuasaan Bizantium
terdahulu.
Wilayah
Kekaisaran Bizantium di Yunani luput dari kekuasaan kesultanan berkat serangan
Tamerlane ke Anatolia tahun 1402, menjadikan Sultan Bayezid
I sebagai tahanan. Sepeninggal Tamerlane,
Mehmed II
melakukan perombakan struktur kesultanan dan militer, dan menunjukkan
keberhasilannya dengan menaklukkan Kota Konstantinopel pada tanggal 29 Mei 1453
pada usia 21 tahun. Kota tersebut menjadi ibukota baru Kesultanan Utsmaniyah.
Sebelum Mehmed II terbunuh, pasukan Utsmaniyah berhasil menaklukkan Korsika,
Sardinia,
dan Sisilia.
Namun sepeninggalnya, rencana untuk menaklukkan Italia
dibatalkan.
2.1.4.
Perkembangan
Perekonomian Utsmani
Sejarah
perekonomian Utsmani dibagi ke dalam dua periode. Pertama, Periode klasik yang
mana berbasis kepada pertanian, khilafah Utsmani memberikan keleluasaan kepada
setiap wilayah untuk mengembangkan potensi pertaniannya. Kedua, era reformasi yaitu era perbaikan pengaturan sistem
pemerintahan, terdiri atas perbaikan sistem administrasi publik dan perubahan
sistem politik pada masa itu dari tangan militer kepada publik, tujuannya untuk
memberikan fungsi layanan publik yang lebih baik.
Pada
periode reformasi birokrasi dan sistem administrasi yang dilakukan oleh
pemerintah pusat Utsmani kepada provinsi-provinsi, kita bisa melihat itu justru menjadi salah satu sebab kehancuran
utsmani (the fall of the ottoman empire).
Hal ini dipertegas dengan tulisan El-Ashker , maladministration di wilayah Syiria dan
Mesir menjadi contohnya. Hal ini terjadi terlalu seringnya terjadi pergantian pasha (raja muda) di kedua wilayah ini,
rata-rata masa jabatannya hanya kurang dari dua tahun. Pada periode 1517-1697
ada 133 pasha yang bergiliran
memimpin Damaskus. Begitpun yang terjadi di wilayah Mesir selama kurun waktu
280 tahun Utsmani memerintah di Mesir, ada hampir 100 pasha yang memimpin kantor pemerintahan.
Sumber
pendapatan Utsmani banyak diperoleh dari perluasan wilayah (ekspansi militer)
serta dari sektor fiskal, yaitu pajak. Pendapatan negara juga banyak
mengandalkan sektor pertanian.Khilafah Utsmani belum banyak mengandalkan
pendapatan negara dari industri manufaktur serta perdagangan. Berbanding
terbalik dengan bangsa Eropa yang sudah mengandalkan perdagangan dan Industri
sebagai sumber utama pendapatan, kaum merkantilis Eropa semakin giat
mengembangkan industri mereka dan perluasan wilayah untuk menunjang industri
sedangkan Utsmani wilayah kekuasaanya semakin berkurang dan pengelolaan lahan
pertaniannya masih dikelola dengan cara-cara yang konservatif.
2.1.3.
Kekuatan
Ekonomi Khilafah Utsmani
Sebagai
sebuah negara besar pada eranya, Khilafah Utsmani mempunyai banyak
potensi-potensi yang menjadi penunjang pendapatan negara dan kekuatan
militernya. Semua sumber daya ekonomi terdapat di wilayah Utsmani, berikut ini
adalah berbagai kekuatan ekonomi di wilayah Turki:
A.
Daratan
Di
Anatolia, Khilafah Utsmani diwarisi sebuah jalur Caravanserai dari pendahulu
mereka yaitu Selçuk Turks. Jalur ini menjadi semacam keuntungan bagi Utsmani,
karena akan menjamin keamanan
pengantaran barang dan rombongan karapan dagang dengan di sediakannya
penginapan bagi para pedagang serta hewan-hewan tunggangannya di wilayah Jalur
Caravanserai. Jalur Caravanserai ini berada di sepanjang wilayah Balkan.
B.
Laut
Dibawah
Sultan Bayazid II, Utsmani mempunyai kekuatan angkatan laut yang kuat. Angkatan
laut ditugaskan untuk memberangus para perompak dan melindungi kapal dagang.
Secara diplomatik, dengan kekuatan angkatan militer yang kuat lebih lanjut akan
menguntungkan, membuat rasa aman masyarakat di wilayah pesisir Utsmani serta
kekuatan untuk terus melakukan ekspansi wilayah. Untuk mempertahankan hagemoni
Utsmani di laut timur Mediterania, pengembangan akademi angkatan laut terus
digalakan. Tujuannya untuk membantu dan mengawasi hubungan dagang antara
khilafah Utsmani dengan Venice.
Jalur
perdagangan yang ada di bawah komando Utsmani ada beberapa wilayah, yaitu
Aegean dan Laut Timur Mediterania (komoditas perdagangan di wilayah ini yaitu
gandum), kemudian antara Laut Merah dengan Teluk Persia (komoditas perdagangan
utamanya yaitu rempah-rempah), Laut Hitam dan Laut Barat Mediterania
(komoditasnya yaitu gandum dan kayu).
C.
Pertanian
Khilfah
Utsmani adalah negara pertanian (agrikultur) karena mempunyai lahan yang subur.
Rata-rata sumber penghasilan warganya berasal dari usaha keluarga berskala
kecil di bidang pertanian dan pajak sektor pertanian ini berkontribusi 40% bagi
sumber pendapatan pajak negara.Ada beberapa faktor peningkatan produktivitas
sektor pertanian Utsmani, seperti perbaikan irigasi, pemberian subsidi, serta
peningkatan peralatan pertanian yang modern yang dilakukan pada abad 19 M.
Daerah-daerah yang menjadi sumber pertanian Utsmani yaitu daerah-daerah
pegunungan, seperti di Anatolia, salah satu wilayah di provinsi Syiria.
Kebijakan
politik pemerintah pusat Utsmani, sekali lagi menjadi kemunduran pertanian
Utsmani. Wewenang pejabat-pejabat di daerah terlalu besar, akibatnya untuk
menekan pajak yang besar banyak para petani memberikan suap kepada para pejabat
untuk mengatur pajak mereka.
2.1.4.
Intelektual
dan Ekonom Muslim Pada Periode Khilafah Utsmani
Dibandingkan
pranata dari berbagai aspek lain, seperti arsitektur, karya seni, dan
organisasi militer, perhatian terhadap pranata ekonomi Ottoman amatlah kurang.
Sehingga sulit ditemukan pemikir-pemikir besar seperti Ibnu Khaldun
(1332-1404), kemudian setelahnya Al-Maqrizi (1364-1441).
Berikut ini ada beberapa pemikir dalam masa Utsmani dengan pemikirannya memiliki
pemikiran ekonomi:
·
Hajji
Khalifah
Bangsa
Turki mengenalnya dengan Katib Chelebi. Pada tahun 1630 M, bersama Kocu Bey sekitar tahun 1653 M, menulis tentang fenomena
ekonomi Utsmani dalam perdagangan internasional serta ekonomi domestik. Ahli sejarah
pada masa ini lebih cenderung menghindari pembahasan tentang ekonomi.
·
Cemal Kafadar
Salah seorang pemikir Utsmani yang cenderung pada
pemikiran ekonomi ialah Cemal Kafadar,walaupun Kafadar tidak sehebat Ibnu Khaldun ataupun al-Marqiz yang hidup
pada penghujung abad ke-16. Kafadar mengkritik kebijakan menurunkan nilai (debasement)
terhadap mata uang logam yang diterapkan oleh pemerintah pusat Utsmani untuk mengatasi
inflasi.
·
Mustafa
Ali
Nama lain yang juga cukup berpengaruh dalam bidang ekonomi Utsmaniyah ialah Mustafa Ali (1541-1600 M). Ali juga mengkritik kebijakan ekonomi pemerintahan pusat Utsmani yang terlalu
bergantung pada jumlah perputaran uang beredar dalam mengendalikan inflasi, melalui pemikiran politik,
sosial dan analisis sejarah.
Sedikitnya
pemikir-pemikir besar pada masa Utsmani ini, ada beberapa hal yang menjadi mundurnya peradaban
pemikiran kaum Muslim ini. El-Ashkermenyatakan
bahwa dihapuskannya bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara. Kemampuan bahasa
Arab merupakan pintu bagi seorang muslim untuk berijtihad terhadap masalah
Islam kontemporer dengan penggalian hukum dari Al-Quran, Sunnah, dan Ijma
Sahabat. Kemudian kemunduran kaum muslim Utsmani juga dipengaruhi penetrasi
pemikiran Barat ke dalam tubuh kaum muslim serta masuknya misionaris Kristen ke
wilayah Utsmani, pejabat sekuler Utsmani mulai mengganti perundangan-undangan
Utsmani dengan perundangan-undangan Barat.
2.1.5.
Pranata
Ekonomi Pada Periode Utsmani
Sebuah prototipe Bank pertama yang ditemui pada masa Utsmani ialah Galata
Sarraf(Osmanli Bankasi) yang menjalankan urusan
perdagangan, pertukaran mata uang asing, memberi pinjaman, serta menyediakan kredit
konsumtif. Akan tetapi, bank
ini tidak menerima simpanan uang dari rakyat.
Bank
ini berdiri pada tahun 1856 di Distrik Galata, Istanbul. Modal pendirian
berasal dari pemerintah Utsmani, dan sebagian lagi dari joint venture dengan inggris, dan Banque de Paris et des
Pays-Bas of France.
Bank beroperasi di masa Utsmani pada tahun 1863-1924 M. Sebagai bank, Galata
Sarraf diberikan kewenangan menjadi bank sentral Utsmani. Pada tahun 1875, Bank
diberikan peran lebih untuk mengatur anggaran pengeluaran dan belanja negara,
untuk mengembalikan lagi kondisi finansila Utsmani yang terpuruk setelah perang
Balkan.
Setelah
Utsmani berubah menjadi negara Turki Sekuler, Bank ini berubah menjadi bank
umum pada tahun 1933. Dan secara resmi kepemilikannya di miliki swasta pada
1952. Pada tahun 1996 Bank Utsmani dijual kepada Dogus Group, dan di tahun 2001
Bank Utsmani menjadi bagian Garanti Bank.
2.1.6.
Analisis
Kemunduran Perekonomian Khilafah Utsmani
Separuh
dari wilayah Daulah Utsmaniyah adalah wilayah Eropa. Maka tidaklah mengherankan
kondisi utsmani sedikit banyaknya terpengaruh Eropa. Pada masa pemerintahan
Sultan Sulaiman Agung (1520-1566 M) terjadi keseimbangan kekuatan antara
Utsmaniyah dengan kekuatan Eropa. Terbukti dengan dikuasainya sebagian wilayah
Eropa sampai dengan Benteng Wina di Austria. Namun benteng Wina ini merupakan
wilayah di sebelah Barat yang terakhir di kuasai Utsmani.
Di
provinsi-provinsi, di belahan Asia maupun Eropa, pada abad ke-18 bermunculah
kaum ayan (orang berpengaruh). Mereka
adalah orang-orang berpengaruh dengan suku bangsa yang beragam. Sebagian dari
mereka adalah gubernur di wilayah Utsmani yang telah membangun suatu basis
kekuatan lokal, sebagian lagi adalah para saudagar kaya atau para bankir,
pemilik tanah serta para pemuka agama.
Mereka menguasai berbagai basis strategis di semua bidang politik dan ekonomi
serta kekuatan uang yang memaksa pemerintah pusat Utsmani mengakui mereka
sebagai perantara antara pemerintah dan penduduk provinsi-provinsi. Pada paruh
abad ke-18, pemerintah pusat Utsmani menjadi amat bergantung pada kaum ayan baik dalam hal kekuatan militer
maupun dalam pengumpulan pajak (banyak ayan
yang memegang jabatan resmi sebagai pengumpul pajak).
Kedudukan
serta pengaruh yang besar dari keluarga ayan,
seperti ‘Azm di Hamah dan Damaskus, Hasan Pasha dan anaknya Ahmet Pasha di
Baghdad, Ahmet Cezar Pasha dari Akka, dan Karaosmanoglu di Anatolia Barat,
mereka diberikan otonomi yang luas bahkan mereka diberikan keleluasaan untuk
menjalin hubungan diplomatik dengan luar negeri, tanpa harus seijin Khilafah
Utsmani, seperti yang dilakukan oleh Ali Pasha dari Yannina (wilayah Albania
dan Yunani).
Zurcher
menyatakan bahwa secara ekonomis, bahwa bentuk atau sistem ekonomi Utsmani
adalah prakapitalis. Dilihat dari kebijakan-kebijakan ekonomi mereka, mereka
menghidupi rakyatnya dari pajak, baru setelah kerajaan ini berada pada jurang
kehancuran sajalah pemerintah Utsmani mulai mengembangkan kebijakan-kebijakan
perdagangan, dengan kebijakan proteksi perdagangan dan menstimulasi
sektor-sektor perekonomian tertentu.
Pada
fasekerajaan Utsmani berada dalam masa keruntuhan termasuk didalamnya
kemunduran di bidang Ekonomi. Selain faktor keberadaan kaum Ayan yang dijelaskan dalam paragrap
sebelumya, ada beberapa analisis yang menjadi faktor penyumbang kemunduran
ekonomi Utsmani antara lain:
i.
Pertambahan jumlah
penduduk. Peningkatan daerah yang berhasil ditaklukan Utsmani, secara tidak
langsung juga mempengaruhi struktur ekonomi dan keuangan daulah Utsmani.
Pertambahan jumlah penduduk Utsmani meningkat dua kali lipat semenjak abad 16
M.
ii.
Semenjak bangsa
Portugis menemukan jalan ke Timur melalui Tanjung Pengharapan sehingga semua
hubungan perdagangan antara Timur dan Barat dipindahkan melalui jalur itu tidak
melewati lagi wilayah Utsmani. Perpindahan jalur perdagangan ini berakibat
segala bea cukai yang semula lewat Laut Tengah dan menjadi monopoli Daulah
Utsmaniyah, tidak dapat diambil lagi.
Padahal itu merupakan salah sumber pemasukan bagi Daulah Utsmani bagi
pembiayaan perekonomian.
iii.
Kekalahan perang Daulah
Utsmani dimulai dari dikalahkannya tentara Utsmani di benteng Wina pada tahun
1683. Kekalahan itu terus bertambah sehingga pada perjanjian Carlowiz yang
ditandatangani tahun 1699 daulah Utsmani harus menyerahkan Hongaria kepada
Austria, daerah Podolia kepada Polandia dan Arov kepada Rusia.
iv.
Faktor lain yang
menjadi salah satu faktor kehancuran ekonomi Utsmani ialah salah urus dalam
pengelolaan administrasi di beberapa Provinsi (wilayah kekuasaan) Utsmani yaitu
di daerah Syiria dan Mesir.
2.2. Safawi
2.2.1
Sejarah
Kerajaan Safawi
Kerajaan selanjutnya yaitu kerajaan Safawi. Kerajaan
ini merupakan dinasti baru dan menjadi kerajaan besar di dunia Islam, Dinasti
ini berasal dari seorang sufi Syeikh Ishak Safiuddin (1252 – 1334 M) dari
Ardabil di Azarbaijan. Syeikh safiuddin. Syeikh Safiuddin beraliran Syi’ah dan
mempunyai pengaruh besar di daerah itu. Cucunya Syeikh Ismail Safawi dapat
mengalahkan Dinasti-dinasti lain terutama kedua Suku bangsa Turki Kambing Putih
dan Kambing Hitam, sehingga akhirnya Dinasti Safawi dapat menguasai seluruh
daerah Persia. Di sebelah Barat Kerajaan Safawi berbatasan dengan kerajaan Usmani
dan di sebelah Timur dengan India yang pada waktu itu berada di bawah kekuasaan
kerajaan Mughal. Syah Ismail membuat aliran Syi’ah sebagai mazhab yang dianut
negara.
Oleh karena itu, kaum Syi’ah mempunyai antusiasme untuk
menentang Sunni membawanya menyeberangi perbatasannya. Pada 1510 ia mengusir
Sunni Uzbecks dari Khurasan memaksa mereka utara ke Oxus dan bertabrakan dengan
Utsmani pada 1514 , tetapi dikalahkan oleh Salim I ( 1512-1520 ) dan sebagai
hasilnya ia menguasai Tibriz, Mesopotamia, Armenia dan diduduki oleh Turki .
Segera Safawi menyadari bahwa ekstremisme dalam menentang kaum Sunni adalah
sia-sia.[19]
Dinasti Safawi ( Persia : سلسله صفويان, Azerbaijan
: Səfəvilər imperiyası, صفویلر) adalah
salah satu dinasti yang berkuasa paling signifikan dari Iran , dan sering
dianggap sebagai awal sejarah Persia modern. Mereka memerintah salah satu
kerajaan Persia terbesar setelah penaklukan Muslim Persia dan mendirikan Imamiyah sekolah Islam
Syiah sebagai pejabat agama kerajaan
mereka, menandai salah satu titik balik yang paling penting dalam sejarah Islam
. Safawi memerintah 1501-1722 (mengalami pemulihan singkat 1729-1736) dan pada
puncaknya, mereka menguasai semua modern Iran , Azerbaijan dan Armenia ,
sebagian besar Irak , Georgia , Afghanistan , dan Kaukasus , serta sebagai
bagian dari Pakistan , Tajikistan , Turkmenistan dan Turki . Safawi Iran adalah
salah satu dari Islam " mesiu kerajaan ", bersama dengan tetangganya,
Ottoman dan Mughal kerajaan.
Dinasti Safawi memiliki asal-usulnya di Safaviyya
tarekat sufi , yang didirikan di kota Ardabil di Azerbaijan wilayah. Itu
keturunan campuran (Azerbaijan , Kurdi Persia dan Turkmen , yang termasuk intermarriages
(perkawinan antar bangsa) dengan Georgia
dan Pontic Yunani pejabat). Dari basis mereka di Ardabil , Safawi
mendirikan kontrol atas semua Besar Iran dan menegaskan kembali identitas Iran
daerah, sehingga menjadi dinasti pribumi pertama sejak Kekaisaran Sassanid
untuk mendirikan negara Iran bersatu.
Meskipun kematian mereka pada tahun 1736, warisan yang ditinggalkan
mereka adalah kebangkitan Persia sebagai benteng ekonomi antara Timur dan
Barat, pembentukan negara yang efisien dan birokrasi berdasarkan "checks
and balances", inovasi arsitektur dan dukungan mereka untuk kemajuan
seni. Safawi juga telah meninggalkan jejak mereka ke era sekarang dengan
penyebaran Islam Syiah di Iran , serta bagian utama dari Kaukasus , Asia
Selatan, Asia Tengah , dan Anatolia .
Pada awalnya, kerajaan Safawi pada rezim Ismail I
memiliki ibu kota di Tabriz sebagai pusat pemerintahan. Kemudian pada pada
rezim Abbas I memindahkan ibu kota kerajaan ke kota Isfahan, lebih ke dalam
menuju tengah-tengah kekuasaan Safawi. Dengan dibangunnya sebuah kota baru ini,
negara memulai untuk membangun Persia lebih berkarakter. Beliau membangun
beberapa sekolah sebagai pusat pendidikan, mesjid, taman, jembatan, dan
infrastruktur lainnya yang megah.
Berikut silsilah raja-raja kerajaan Safawi:
Safi al-Din (1252-1334 M)
Sadar al-Din Musa (1334-1339 M)
Khawaja Ali (1339-1427 M)
Ibrahim (1427 - 1447 M)
Juneid (1447 - 1460 M)
1.
Ismail (1501 - 1524 M)
3. Tahmasp I (1524 -1576 M)
2.
Ismail II (1576 - 1577 M)
|
|
4.
Muhammad Khudabanda (1577 - 1787 M)
5. Abbas I (1588 - 1628 M)
6. Safi Mirza (1628 – 1642 M)
7. Abbas II (1642 - 1667 M)
8. Sulaiman (1667 - 1694 M)
9. Husein (1694 - 1722 M)
10.Tahmasp II (1722 - 1732 M)
11. Abbas III (1732 - 1736 M)
2.2.2
Deskripsi Hasil Peradaban
2.2.2.1
Bidang Ekonomi
Stabilitas politik kerajaan Safawi pada masa Abbas I
ternyata telah memacu perkembangan perekonomian Safawi, lebih-lebih setelah
kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandara Abbas. Di
samping sektor perdagangan, kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan di sekitar
pertanian terutama di daerah Bulan Sabit Subur.
2.2.2.2
Bidang Ilmu Pengetahuan
Ada beberapa ilmuwan yang selalu hadir di majlis
Istora:
1.
Baha al-Din al-Syerazi generalis ilmu pengetahuan
2.
Sadr al-Din al-Syerazi seoranga filosof
3.
Muhammad Baqir ibn Muhammad Damad seorang filsof, ahli sejarah,
teolog, dan seorang yang pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan
lebah-lebah.
2.2.2.3
Bidang pembangunan Fisik dan Seni
Pada bidang pembangunan fisik yakni dibangunnya Isfahan
sebagai ibukota kerajaan menjadi kota yang sangat indah dengan taman-taman
wisata yang sangat menarik. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat 162
Masjid, 48 Akademi, 1802 Penginapan, dan 273 Pemandian umum.
Pada bidang seni, kemajuan nampak begitu terlihat dalam
gaya arsitektur bangunan-bangunannya, seperti terlihat pada Masjid Syah (1611
M), dan Masjid Syaikh Lutf Allah (1603 M).
2.2.3
Latar
Ekonomi Dinasti Safawi
Pada
pemerintahan Shah Abbas I, tahap kemajuan Safawi yang nyata dan sentral adalah
pendekatan ekonomi dan interpolasi negara Safawi terhadap alam dalam kehidupan
ekonomi. Hal tersebut merupakan
kebijakan ekonomi dan dapat dikatakan sebagai sikap merkantilis. Dengan maraknya perdagangan dan
permintaan Sutra sebagai komoditas, Shah Abas I melakukan monopoli sebagai
usaha pemerintah dalam memaksimalkan pendapatan dan mengontrol produksi dan
kegiatan perdagangan.
Apa
yangmemicu pertumbuhanekonomiSafawiadalahposisi Iranantaraperadabanyang sedang
berkembang diEropabaratdan IndiasertaIslam Asia Tengahke timurdanutara. TheSilk Roadyangsempat jaya melaluiIran utarake Indiadihidupkan kembali padaabad
ke-16. Abbas Ijuga didukungperdagangan langsungdengan
Eropa, khususnyaInggris
danBelandayangmencarikarpetPersia, sutradan tekstil.
Eksporlainnya adalahkuda, bulu kambing,
mutiaradanalmond pahittermakanhadam-talka
digunakan sebagai bumbudi India. Imporutama
adalahrempah-rempah, tekstil (wol dari Eropa, katundari Gujarat), logam, kopi, dan gula.
Ekspansi ekonomi Eropa tersebut menumbuhkan permintaan terhadap barang mewah
dari Asia (termasuk dari Safawi).
Jalur
Sutra antara Iran dan Eropa, abad 17
2.2.4
Peranan Pemerintah
Pemindahan ibu
kota yang dilakukan Shah Abbas I di atas yang menjadi poros kekuatan Safawi ke
Isfahan merupakan motif ekonomi serta pertimbangan politik. Inisiatif tersebut telah
membantu pembiayaan perbaikan politik terhadap Safawi. Pada awal abad ke-17,
dalam kebangkitan dan kemekaran citra
perniagaan pada rezim Shah Abbas I, Ia merencanakan beberapa kebijakan yang tegas dalam pembangunan infrastruktur
dalam rangka memfasilitasi perdagangan jarak jauh melalui Iran.
Peran
Istanajuga aktifberpartisipasi dalamproyek-proyek ekonomiwilayah, dengan demikian keduanyamenyatakankesetiaan
mereka kepadaproyek yang lebih besaritu sendiri dan tak diragukan lagi juga, meningkatkan posisiekonomi mereka
sendiridalam iklimekonomi yang berlakusehat.Dimulai pada 1597-8 Allahvirdi Khan terlihat pembangunan jembatan di Isfahan dimulai
oleh Abbas I. Ketika selesai tahun 1607 nanti masih terlihat empat puluh
jembatan besi menghubungkan taman daerah
Naqsh-i Jahan dan taman Abbasabad dikenal sebagai Hizar (seribu) Jarib.
Yang terpenting
sebagai ukuran dalam kebijakan Monarkinya, yaitu meningkatkan perniagaan dengan
membangun caravanserais. Caravanserais
ini memberikan manfaat terhadap rakyatnya dan para pedagang yang datang
dari jauh. Tempat ini menjadi rest area bagi mereka sehingga dapat
menumbuhkan perkembangan ekonomi da daerah tersebut.
Intervensi
kerajaan terhadap ekonomi membawa dampak positif terhadap pendapatan yang
signifikan terhadap pedagang Armenian Iran yakni adanya regulasi mengenai lalu
lintas perdagangan antara Iran dan Eropa Barat yang melalui Rusia.
Pada abad ke-18
terjadi perubahan yang signifikan dalam permintaan luar terhadap Sutra dari
safawi. Menimbang kekurangan bahan dan harga yang tinggi di pasar Eropa pada tahun 1690, Perusahaan maritim Eropa
menghentikan permintaan sutra mentah dari Safawi. Kemudian menggantinya dengan
komoditi baru seperti wool, dengan tujuan yang lebih menguntungkan.
Selain itu,
kerajaan melakukan kebijakan moneter untuk mengekang arus pengeluaran mata
uang pada 1593, Abbas memprakarsai
reformasi mata uang dan pada 1618 merupakan tahun sebelum diumumkannya monopoli
sutra, Ia melarang kegiatan ekspor mata uang terhadap perusahaan asing dan
pedagang lokal. kebutuhan untukmata uang berada diAkardesakan
istana bahwaperusahaanperdaganganasing harus membayarsutera
dalam mata uang.
Melalui
proses ini, pusattetapmengutamakan
perhatianuntukkepedulianekonomi
terhadap kepentingan lokal yang utama
danrakyatpada umumnya. DiMasjidShahisfahanyangdituliskan1625keterntuan
pengurangan pajak bagi pembuat talidan1628firmanmenurunkan pajak untuk yang bernamakan serikat kerja.
2.2.5 Komoditas Perdagangan
Menurut
sejarawan Roger gurih , dasar kembar perekonomian domestik yang pastoralis dan
pertanian . Dan seperti tingkat hirarki sosial dibagi antara Turki " pria
pedang " dan Persia " pria pena "; begitu pula tingkat yang
lebih rendah dibagi antara suku-suku orang Turki yang peternak dan hidup terpisah dari
penduduk sekitarnya, dan Persia yang
petani dan petani menetap.
Masyarakat Safawi, sebagian mempunyai kegiatan memelihara binatang peliharaan
seperti kuda, keledai, dan unta dan sebagian lagi melakukan kegiatan pertanian
seperti tanaman untuk ulat sutra, buah-buahan, kacang-kacangan dan tembakau.
Tembakautumbuhdi
seluruh negeridansekuatyangtumbuhdi Brazil (seperti saat ini)Saffronadalah yang
terbaikdi dunia. Selain itu, melondianggap
sebagaibuah yang sangat baik, dan adalebih dari50jenis
yang berbeda, yang terbaik berasal dariKhorasan. Danmeskipundiangkutselama lebih daritiga puluh hari, mereka tetap segarketika mereka mencapaiIsfahan. Setelahbuahmelonterbaikadalahanggur
danbiji-bijian, danbiji-bijian yangterbaikditanamdi
Jahrom.
Komoditas
paling diandalkan adalah sutra. Sutra merupakan komoditas eksport terbesar
negara. Pada tahun yang bagus, Iran (Safawi)
mengekspor 5.000 (mungkin 6.000) bal sutra. Komoditas eksport terbesar
kedua adalah ‘Kirman Wool’, untuk beberapa waktu pada abad ke 17 kemudian
memenuhi permintaan dariperusahaan maritimbarat sebagai alternatif untuksutra yang bermasalah. Tapi itu tidak
pernahmemenuhiharapan mereka untukBelandamaupunInggrispernah mengeksporlebih
darivolume tahunansekitar 500bal, dan dalam kebanyakannya
secara tahunan, merekamengirim jauh lebih sedikit.
Yang menjadi
komoditas utama juga yaitu kebutuhan terhadap emas dan perak. Keduanya digunakan untuk membuat
brukat dan penyepuhan serta pembuatan mata uang sebagai basis pembuatan uang
logam Iran.. Digunakan juga untuk membiayai ekspedisi militer dan pembelanjaan
bahan impor utama seperti baja, tekstil, ikan nila, dan gula.
Kemudian,
Safawiadalahkonsumenbaik
terhadap porselenputih danbiru dari
CinahinggaruntuhnyadinastiMingdi1640 ketika
kegiatan produksi danekspordihentikan. Oleh karena itu,
pabrik keramik Kirmanmengambil alihdan mulaimemproduksi
denganimitasibarang pecah belah Chinasebagaimana Eropa.
2.2.6 Jalur Perjalanan dan caravanserais
Kuda
memunyai peranan yang paling penting dari semua hewan domestik, dan yang
terbaik dibawa dari Arab dan Tengah - Asia dan harga kuda tersebut mahal karena perdagangan yang tersebar luas,
termasuk ke Turki dan India. Selanjutnya keledai berperan ketika bepergian
melalui Persia. Juga , unta adalah investasi yang baik bagi pedagang , karena
hampir tidak ada biaya untuk memelihara unta untuk memberi makan , unta mampu
membawa beban banyak dan bisa melakukan perjalanan hampir di mana saja.
Di bawah
pemerintahan yang kuat, Shah , khususnya selama paruh pertama abad ke-17 ,
perjalanan melalui Persia itu mudah karena jalur yang bagus dan adanya the
caravanserais
(kafilah) yang ditempatkan secara strategis di sepanjang rute . Caravanserais
yang dirancang khusus untuk menguntungkan bagi wisatawan miskin, karena mereka
bisa tinggal di sana selama yang mereka inginkan , tanpa pembayaran untuk
penginapan . Selama masa pemerintahan Shah Abbas I , saat ia mencoba untuk
meng-upgrade rute Sutra untuk meningkatkan kesejahteraan komersial
Kekaisaran , kelimpahan Caravanserais , jembatan, pasar dan jalan
dibangun , dan strategi ini diikuti oleh pedagang kaya yang juga mendapat
keuntungan dari peningkatan perdagangan . Untuk meningkatkan standar, maka sumber
pendapatan lain dibutuhkan , dan jalan tol ditempatkan di sepanjang rute
perdagangan .
2.2.7
Kemunduran Kerajaan Safawi
Sepeninggal Abbas I, kerajaan Safawi berturut-turut
diperintah oleh enam raja, yang pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan
Safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi justru
memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran.
Penyebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi
adalah:
a.
Konflik berkepanjangan di kerajaan Usmani
b.
Dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan
Safawi
c.
Pasukan Ghulam yang dibentuk Abbas I tidak memiliki semangat
perang tinggi seperti Qizilblash
d.
Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan
di kalangan keluarga istana.
Dengan
kemunduran kerajaan-kerajaan besar ini, kekuatan militer dan politik umat Islam
menurun. Dagang dan ekonomi umat Islam jatuh, dengan hilangnya monopoli dagang
antara Timur dan Barat dari tangan mereka.
2.3.
Kerajaan Mughal
2.4.1
Sejarah Kerajaan Mughal
Penyiksaan
yang dilakukan Safawi terhadap kaum terhadap kaum Sunni dan permusuhan Safawi dibawah
Shah Ismail dengan Uzbecks, adalah penyebab berdirinya Kerajaan Mughol.Mughal
bukan usaha pertama memperjuangkan kerajaan Islam pertama di wilayah India. Sebelum
itu ada beberapa kerajaan yang berusaha memperjuangkan Islam di sana. Dimulai
dari seorang pejuang muslim, Muhammad Ibn Qasim pada zaman khalifah Al-Walid
dari Bani Umayah di Damaskus. Kemudian berdirilah kerajaan-kerajaan seperti
Ghaznawi (977-1186 M), Khalji (1296-1316 M), Tughlaq (1320-1412 M), Sayyid
(1414-1451 M) dan kerajaan Lodhi (1451-1526). Mughal adalah kerajaan Islam
terakhir di India selepas kerajaan Lodhi jatuh. Setelah itu, pemerintah Islam
di India berganti dengan pemerintahan imprealis Inggris.
Mughal
adalah pemerintahan Islam terakhir di India (1526-1858 M). Didirikan oleh
Zahiruddin Babur, keturunan Timur Lenk. Babur menggantikan ayahnya Umar Mirza
sebagai penguasa di Farghana. Mirza berjasa atas penaklukan Samarkand, kota
terpenting di Asia Tengah pada tahun 1494 M dan Kabul pada tahun 1501 M.
Perluasan wilayah terus dilakukan hingga bisa menaklukan wilayah India yang
pada masa ituberada di bawah kekuasaan kerajaan Lodhi yang ketika itu sedang
mengalami krisis. Wilayah Punjab ditaklukan pada tahun 1525 M. Delhi berhasil
ditaklukan pasukan Babur pada tahun 1526 M. Kaum Hindu sebenarnya menolak
kehadiran kekuatan Mughal. Tetapi pemberontakan Hindu ini dapat dipatahkan oleh
Babur.
2.3.2.
Perkembangan
Perekonomian Kerajaan Mughal
Perekonomian
kerajaan Mughal tertumpu pada bidang agraria, mengingat keadaan Geografi dan
Geologi wilayah India. Hasil pertanian kerajaan Mughal yang terpenting ketika
itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah,
tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan.
Sistem
pertanian Mughal dijalankan oleh petani-petani kecil yang bertanggungjawab atas
tanah sewaan yang disebut deh. Petani
dan pemerintah dihubungkan melalui seorang muqqadam.
Di
samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu diekspor ke Eropa,
Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti
pakaian tenun dan kain tipis bahan gordin yang banyak diproduksi di Gujarat dan
Bengawan. Untuk meningkatkan produksi, Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M)
dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat.
2.3.3.
Kekuatan
Ekonomi Kerajaan Mughal
Salah satu yang menjadi kekuatan ekonomi mughal adalah total
populasi kerajaan Mughal mencapai kisaran 100 sampai 125 juta jiwa. Kemudian, besarnya area tanah yang subur dan jauh darinya
terdapat di dalam hutan. Walaupun Mughal tidak
terlalu tertarik dalam merawat hutan yang diharapkan dapat
memberikan perlindungan dari perampok dan hewan liar.
Pada
Kerajaan Mughal terdapat tiga macam koin mata uang, yaitu terbuat dari tembaga,
perak, dan emas secara berurutan. Koin tembaga merupakan satuan nilai terkecil.
Dan adanya alat tukar ini memberikan perubahan terhadap kondisi ekonomi Mughal. Abu’l Fazl memberikan harga yang tepat bagi
masyarakat terhadap bahan baku makanan dan barang-barang lainnya.
Sebuah koin emas yang berharga pada saat itu dapat
membelikan pasokan gandum selama dua atau tiga hari.
Terdapat jenis pajak yang diberlakukan khusus
untuk petani kebun buah-buahan. Jahangir berpikir, bagaimana caranya menjadikan
tanah lebih subur dengan pajak yang rendah, dengan hasil bahwa hanya dengan satu buah delima bisa menghasilkan jus serta lima atau enam buah-buahan lainnya. Kemudian, siapapun yang memaparkan sebuah taman dilahan pertanian tidak akan ada kewajiban atas pajak.
Kejayaan
di bidang ekonomi Kerajaan Mughal di raih juga
ketika
mereka bisa membuat jalur transportasi perdagangan yang baik dan kebijakan
penyatuan sistem tukar daerah-daerah yang mereka taklukan. Produk manufaktur
dan pertanian berhasil mereka pasarkan ke seluruh dunia. Sektor Industripun
berkembang pesat diantaranya, industri perkapalan (industri perkapalan Mughal
lebih maju dari industri perkapalan Eropa, bahkan kapal-kapal mereka di kirim
ke Eropa). Kemudian industri tekstil, dan baja.
Sistem
transportasi di benahi untuk mempermudahkan arus distribusi barang, jalur
sungai Dhows mereka perbaiki, tujuannya agar para tentara bisa menjaga keamanan
perairan Mughal dari serangan para perompak. Para panglima yang pernah memimpin
angkatan laut Mughal diantaranya Yahya Saleh, Munnawar Khan, dan Muhammad Saleh
Kamboh. Angkatan laut juga bertugas menjaga pelayaran Siddis Janjira ke China,
Pantai Timur Afrika seperti Swahili, mereka bersama-sama menjaga hasil
perdagangan yang dibawa.
Ketahanan
ekonomi Mughal juga didukung perdagangan dalam negerinya, cara-cara pendistribusian
perdagangan melalui sungai dan jalur darat pada masa kerajaan Mughal saat ini,
masih sama dengan masa Mughal dulu. Kanal-kanal yang dibangun pada masa Mughal
masih digunakan di India pada saat ini, untuk mengairi lahan pertanian di
daerah Punjab.
Model perbankan tradisional dan segala instrumen pertukaran masih banyak
ditemui di daerah-daerah yang pernah diduduki Moghul. Koin dan timbangan yang
digunakan dalam perdagangan di India saat inipun, merupakan warisan periode
Moghul.
Kemajuan juga dicapai oleh tiga sultan yaitu, Jehangir
(1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658),
dan Aurangzeb (1658-1707 M). Kemantapan di bidang politik membawa
kemajuan di bidang lain seperti ekonomi dengan mengembangkan program pertanian,
pertambangan, dan perdagangan. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,
hasilnya diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara.
2.3.4.
Intelektual
dan Ekonom Muslim Pada Kerajaan Mughal
·
Shah
Waliullah
Ahmad
Syah bin Abdurrahim al-Umari ad-Dahlawi Abu Abdil Aziz. Lahir di Delhi, masa kekhalifahan
Al-Mutawakkil III.Menurutnya, kehidupan masyarakat tumbuh dalam tiga tingkatan
yang berbeda. Dimulai dari eksistensi masyarakat awal, negara yang berkembang
dan menerapkan undang-undang , tatanan dan keadilan serta tahap ketiga apa yang
ia sebut khilafah. Khilafah adalah periode dimana negara menjamin secara
materiil dan spiritual wargannya.
Dalam
soal pemikiran sosio-ekonomi, Shah Waliullah menekankan pentingnya ijtihad,
tanpa ijtihad adalah mustahil dapat menemukan pengetahuan baru dalam memahami
Quran, Sunnah dan berhasil dalam Syariah. Karena itu, Shah Waliullah
memperkenalkan sebuah cara baru yang dinamis dalam memahami Quran. Hal itu guna
membuat investigasi interpretif atas ayat-ayat Quran dengan cara yang
independen dari segala bentuk penafsiran dan yang secara natural menekankan
penggunaan rasio pada kebesaran Allah yang termanifestasi dalam ayat-ayat Quran
yang sedang dikaji.
Ilmu-ilmu
Quran, yaitu, ilmu perintah (hukum-hukum), ilmu perbedaan (science of disputation) dengan kalangan polytheist, ilmu
pertolongan Tuhan, ilmu tentang kejadian-kejadian khusus yang ditentukan Allah,
dan ilmu Akhirat, yang hendaknya dikaji secara keseluruhan untuk memahami
totalitas Quran dalam usaha memahami signifikansi Quran dalam kehidupan (lihat
karyanya Al-Fauz al-Kabir fi Usul al-Tafsir). Dengan demikian, sebagaimana Imam
Ghazali, Shah Waliullah adalah seorang sufi yang percaya atas kapasitas
individual untuk self-annihilation (penghapusan diri) dalam rangka menuju
pencapaian tertinggi dalam kehidupan seperti diperintahkan oleh syariah.
Waliullah juga percaya bahwa karena pengetahuan manusia pasti tidak akan
sempurna, adalah tidak mungkin untuk mencapai keseimbangan sempurna dalam
sistem sosio-ekonomi. Oleh karena itu, dia mendukung pencarian menuju
kesempurnaan (excellence) dengan
kesadaran untuk selalu memperbaiki dan mengembangkan pengetahuan. Dia percaya
bahwa banyak Tanda-tanda Allah dapat dipahami secara nalar manusiawi melalui
usaha-usaha suci yang mendalam.
Tidak
sebagaimana Al Ghazali, Ibnu Taimiyah dan Ibnu Khaldun, Shah Waliullah percaya
pada revolusi terhadap penguasa yang zalim dan korup demi mencapai perdamaian
dan keadilan yang berpuncak pada kekuasaan syariah dalam tatanan Islam
internasional yang akan datang. Oleh karena itu, banyak tulisan-tulisannya
tidak hanya menganjurkan Jihad pada Muslim untuk membentuk tatanan tersebut,
tetapi juga mengeritik keras pada para penguasa Muslim yang korup, sekte-sekte
dan kelompok-kelompok dalam masyarakat. Filosofinya sangat berbeda dengan para
sarjana Islam lain yang meniru Yunani dalam pemahaman mereka terhadap ilmu
Quran.
2.3.5.
Kemunduran
Kerajaan Mughal
Setelah satu setengah abad dinasti Mughal berada pada
puncak kejayaan.. Namun, pada abad ke-18 kerajaan ini mengalami kemunduran. Kekuasaan
politiknya merosot, perebutan kepemimpinan dan birokrasi menjadi ajang
perebutan. Gerakan separatis Hindu di India Tengah, Sikh di belahan utara dan
Islam di bagian timur semakin lama semakin mengancam.
Kemudian, adanya pedagang Inggris (EIC) untuk pertama
kalinya diizinkan oleh Jehangir menanamkan modal di India yang didukung oleh
kekuatan bersenjata menjadi semakin kuat menguasai wilayah pantai. Pada
akhirnya, EIC menguasai Mughal, Bahadur Syah, raja Mughal terakhir diusir dari
istana pada tahun 1858. Dengan demikian, kekuasaan dinasti Mughal di daratan India berakhir.
Sussan Babaie,
et.al., Slaves of the Shah: New Elites of Savafid Iran, (St. Martin’s Press:
New York, 2004), p.49.
Caravanseraiatau khan, disebut juga Han
dalam bahasa Turki yang berarti kafilah, Caravansera, atau caravansara
dalam bahasa Inggris; Sarai dalam bahasa India; كاروانسرا dalam bahasa Persia.
Istilah tersebut mempunyai arti sebuah penginapan di pinggir jalan di mana
pelancong bisa beristirahat dan memulihkan badan setelah melakukan perjalanan. Caravanserais
sangat membantu alur perdagangan, informasi, dan orang di semua jaringan rute
perdagangan meliputi Asia, Afrika Utara, dan Eropa Tenggara, terutama di
sepanjang Jalan Sutra.Caravanserai dibangun untuk menopang aktivitas
perdagangan dan bisnis. Para pelancong dan pedagang dari berbagai negeri akan
dijamu di caravanserai selama tiga hari secara cuma-cuma alias gratis.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Caravanserai tgl 20-11-13 pkl. 1915 )