Posted by Unknown on Rabu, September 07, 2016 in Materi Kuliah | No comments
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar
Belakang
Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah
Singosari, Malang
Kerajaan
Singasari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara yang
didirikan oleh Ken Arok. Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari daerah
Tumapel, yang di kuasai oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah
pegunungan yang subur di wilayah Malang dengan pelabuhan bernama Pasuruan. Dari
daerah inilah Kerajaan Singasari berkembang dan bahkan menjadi sebuah kerajaa
besar di Jawa Timur. Perkembangan pesat yang di alami oleh kerajaan Singasari
ini setelah berhasil mengalahan Kerajaan Kendiri dalam pertempuran di dekat
Ganter tahun 1222 M. Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaan ketika
dipimpin oleh Raja Kertanegara (1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja
Kertanegara Wikrama Dharmottunggadewa.
Ken Arok
merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh
Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah Tunggul
Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istrinya,
Ken Dedes. Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken Arok,
Ken Dedes telah mempunyai anak bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja
Singasari (1227-1248). Raja terakhir Kerajaan Singasari adalah Kertanegara.
II. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
materi yang kami miliki maka kami akan mebahas mengenai beberapa hal yang
terangkum dalam rumusan masalah berikut:
1. Dimanakah letak kerajaan Singasari?
2. Siapa saja raja-raja yag pernah
memimpin di kerajaan Singasari?
3. Bagaimana kehidupan di kerajaan
Singasari?
4. Apa hubungan kerajaan Singasari
dengan Kerajaan Majapahit?
5. Mengapa kerajaan Singasari bisa
runtuh?
III. Tujuan
Makalah ini kami buat dengan tujuan
untuk:
1. Untuk mengetahui letak Kerajaan
Singasari
2. Untuk mengetahui siapa saja yang
pernah memimpin Kerajaan Singasari
3. Untuk mengetahui kehidupan di
Kerajaan Singasari
4. Untuk mengetahui hubungan Kerajaan
Singasari dengan Majapahit
5. Untuk mengetahui penyebab runtuhnya
Kerajaan Singasari
IV. Manfaat
Makalah ini kami buat dengan
beberapa harapan diantaranya:
1. Untuk memberikan pengetahuan baru
bagi para pembaca tentang Kerajaan Singasari
2. Untuk memberikan pengetahuan baru
tentang Kehidupan pada waktu Kerajaan Singasari berkuasa
BAB II
PEMBAHASAN
I. Letak
Kerajaan Singasari
Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singhasari
yang sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel.
Menurut Nagarakretagama, ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja.
pada tahun
1253, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama Kertanagara sebagai yuwaraja dan mengganti nama ibu kota menjadi Singhasari. Nama Singhasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Maka,
Kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan nama Kerajaan Singhasari.
Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah
bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu
adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan cara tipu
muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang
mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel
dari kekuasaan Kadiri.
Pada tahun
1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel
bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang
dimenangkan oleh pihak Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan
Tumapel, namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang
berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kadiri.
Prasasti Mula
Malurung atas nama
Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah
gelar anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel
tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum
maju perang melawan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.
II. SISTEM
PEMERINTAHAN KERAJAAN SINGASARI
Ada dua versi yang menyebutkan
silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini. Versi pertama adalah versi
Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu. Pararaton menyebutkan
Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang digantikan oleh Anusapati
(1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang diteruskan oleh
Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah Kertanegara yang
memerintah sejak 1272 hingga 1292 M. Sementara pada versi Negarakretagama, raja
pertama Kerajaan Singasari adalah Rangga Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227
M). Selanjutnya adalah Anusapati, yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M).
Terakhir adalah Kertanagara (1254–1292 M). Data ini didapat dari prasasti Mula
Malurung.
1. Ken
Arok (1222–1227 M)
Pendiri Kerajaan Singasari adalah
Ken Arok yang sekaligus juga menjadi Raja Singasari yang pertama dengan gelar
Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama
Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa
(Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama
lima tahun (1222–1227 M). Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang
suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam
bangunan Siwa–Buddha.
2. Anusapati
(1227–1248 M)
Dengan meninggalnya Ken Arok maka
takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu
pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan
pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo
(putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar
menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan
Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik
menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu
Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian,
meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
3. Tohjoyo
(1248 M)
Dengan meninggalnya Anusapati maka
tahta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah
Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni
berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para
pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki
singgasana.
4. Ranggawuni
(1248–1268 M)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan
Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa
Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu
angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Ppemerintahan Ranggawuni membawa
ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254 M Wisnuwardana
mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda)
dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada
tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi
Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
5. Kertanegara
(1268-1292 M)
Kertanegara adalah Raja Singasari
terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh
Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri
Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri,
yaitu mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk
dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang
kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani.
Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria Wiaraja.
Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain.
Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi
Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan
pengirimkan Arca Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja Kertanegara.
Selain menguasai Melayu, Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali,
Bakulapura (Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin
hubungan persahabatan dengan raja Champa,dengan tujuan untuk menahan perluasaan
kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol. Kubilai Khan menuntut raja-raja di
daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang dipertuan.
Kertanegara menolak dengan melukai muka utusannya yang bernama Mengki. Tindakan
Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar dan bermaksud menghukumnya
dengan mengirimkan pasukannya ke Jawa. Mengetahui sebagian besar pasukan
Singasari dikirim untuk menghadapi serangan Mongol maka Jayakatwang (Kediri)
menggunakan kesempatan untuk menyerangnya. Serangan dilancarakan dari dua arah,
yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan
merupakan pasukan inti.
Pasukan Kediri dari arah selatan
dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil masuk istana dan menemukan
Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar istana. Kertanaga beserta
pembesar-pembesar istana tewas dalam serangan tersebut. Ardharaja berbalik
memihak kepada ayahnya (Jayakatwang), sedangkan Raden Wijaya berhasil
menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta perlindungan dan
bantuan kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat
pengampunan dan mengabdi kepada Jayakatwang. Raden Wijaya diberi sebidang tanah
yang bernama Tanah Tarik oleh Jayakatwang untuk ditempati. Dengan gugurnya
Kertanegara maka Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Ini berarti
berakhirnya kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai dengan agama yang dianutnya,
Kertanegara kemudian didharmakan sebagai Siwa––Buddha (Bairawa) di Candi
Singasari. Arca perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog yang sekarang
berada di Taman Simpang, Surabaya.
III. KEHIDUPAN
DI KERAJAAN SINGASARI
Dari
segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun. Ketika
Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan
masyarakatnya. Banyak daerah-daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada
pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian
karena ia larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana
kehidupan sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia
meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja
Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri dan luar
negeri.
Politik
Dalam Negeri:
1. Mengadakan pergeseran
pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani, dll.
2. Berbuat baik terhadap
lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang
bernama Ardharaja menjadi menantunya.
3.
Memperkuat
angkatan perang.
Politik Luar Negeri:
1. Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu
untuk menguasai Kerajaan melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di
Selat Malaka.
2. Menguasai Bali.
3. Menguasai Jawa Barat.
4.
Menguasai
Malaka dan Kalimantan.
Berdasarkan segi budaya, ditemukan
candi-candi dan patung-patung diantaranya candi Kidal, candi Jago, dan candi
Singasari. Sedangkan patung-patung yang ditemukan adalah patung Ken Dedes
sebagai Dewa Prajnaparamita lambing kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam
wujud patung Joko Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan
Kertanegara (kedua patung kertanegara baik patung Joko Dolog maupun Amoghapasa
menyatakan bahwa Kertanegara menganut agama Buddha beraliran Tantrayana).
IV. RUNTUHNYA
KERAJAAN SINGASARI
Sebagai
sebuah kerajaan, perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung
singkat. Hal ini terkait dengan adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana
kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kekuasaan. Pada saat itu Kerajaan
Singasari sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa. Akhirnya Kerajaan
Singasari mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi
pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu,
sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam serangan itu
Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi
raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singasari
pun berakhir.
V. HUBUNGAN
KERAJAAN SINGASARI DENGAN MAJAPAHIT
Pararaton, Nagarakretagama dan prasasti
Kudadu mengisahkan Raden Wijaya, cucu Narasingamurti yang menjadi menantu
Kertanegara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiararaja (penentang politik
Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak mendirikan
desa Majapahit. Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese
untuk menaklukkan Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan
Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik
ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa. Raden Wijaya kemudian
mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singasari, dan menyatakan
dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken
Arok.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Dari
uraian materi diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan jika:
1. Kerajaan Singasari itu terletak di
daerah Tumapel, yang di kuasai oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah
pegunungan yang subur di wilayah Malang dengan pelabuhan bernama Pasuruan. Dari
daerah inilah Kerajaan Singasari berkembang dan bahkan menjadi sebuah kerajaa
besar di Jawa Timur.
2. Kerajaan Sigasari dipimpin oleh
raja-raja termasyur seperti : Ken arok, Anusapati, Tohjoyo, Ranggawuni dan
Kertanegara.
3. .Dari segi sosial, kehidupan
masyarakat Singasari mengalami masa naik turun dan seringkali mengalami
berbagai masalah, namun hal itu selalu bisa di atasi.
4. Runtuhnya Singasari diawali
dengan adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang kental
dengan nuansa perebutan kekuasaan.
5. Hubungan antara Singasari dan Majapahit
adalah setelah Singasari runtuh maka di bangunlah kerajaan Majapahit sebagai
kelanjutannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singhasari
Erwin, Tuti nuriah. 1990. Asia
Selatan dalam Sejarah. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
T. S. G, Mulya. India Sedjarah
Politik dan Pergerakan Kebangsaan. (tjetakan kedua). Jakarta: Balai Pustaka.
1952
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Disini