Posted by Unknown on Sabtu, April 18, 2015 in Islami | No comments
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : سَبْعَةٌ
يُظِلُّهُمْ اللَّهُ، فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ،
الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ
قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ،
اجْتَمَعَا عَلَيْهِ، وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ
امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ، وَجَمَالٍ، فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ،
وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى، حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ
يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا، فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ.
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw : “Tujuh
Golongan yg dinaungi Allah dihari kiamat yg tiada tempat berteduh selain
yg diizinkan Nya swt, Pemimpin yg Adil, dan pemuda yg tumbuh dengan
beribadah pd Tuhannya, dan orang yg mencintai masjid masjid, dan dua
orang yg saling menyayangi karena Allah, bersatu karena Allah dan
berpisah karena Allah, dan orang yg diajak berbuat hina oleh wanita
cantik dan kaya namun ia berkata : Aku Takut pd Allah, dan pria yg
sedekah dg sembunyi2, dan orang yg ketika mengingat Allah dalam
kesendirian berlinang airmatanya” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا
بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ
اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ
دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ
دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى
آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ
اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا
وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ
وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah
subhanahu wata’ala Yang Maha Suci dan Luhur, tiada satu pun dari segala
yang terjadi dan yang diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala, kecuali
merupakan bimbingan hikmah Ilahi untuk mencapai keluhuran, baik hal itu
berupa musibah atau pun kenikmatan. Dimana musibah yang terjadi itu
menanti sifat sabar dari seorang hamba, yang mana sabar adalah merupakan
penghancur musibah yang terkuat, namun tentunya diiringi juga dengan
usaha, karena Allah subhanahu wata’ala Maha Mampu untuk tidak member
musibah, atau memberi musibah yang lebih besar dari musibah tersebut.
Sayyidina Umar bin Khattab berkata : “Aku bersyukur dengan adanya
musibah padaku, sebab beberapa hal, diantaranya karena Allah subhanahu
wata’ala tidak menimpakan musibah pada imanku, kedua bahwa Allah
subhanahu wata’ala Maha Mampu memberikan musibah yang lebih besar dari
musibah yang telah datang kepadaku, namun Allah subhanahu wata’ala hanya
menurunkan musibah tersebut, dan ketiga dengan musibah itu Allah
subhanahu wata’ala menghapus dosa-dosaku”. Hal ini sebagaimana
sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa segala musibah
kesemua itu adalah penghapusan dosa, meskipun hanya sekedar kegundahan
hati hal itu juga menghapus dosa. Dan kesabaran dengan adanya musibah
yang puncak dari kesabaran itu adalah bersyukur, justru hal tersebut
akan melebur musibah, sehingga musibah berubah menjadi kemudahan dan
kenikmatan. Jika seseorang mempunyai anak kecil dan Allah member musibah
denga sakit maka Allah subhanahu wata’ala akan memberi kesembuhan
baginya, jika ada yang ditimpa kesempitan harta maka akan Allah
limpahkan kemakmuran dan kecukupan harta baginya, dan jika seseorang
mendapatkan masalah apapun maka Allah subhanahu wata’ala Maha Mampu dan
siap menyelesaikan seluruh masalah-masalahnya, dimana tidak ada satu
makhluk pun yang mampu menyelesaikan seluruh masalah.
Masalah apapun yang ada, Allah
subhanahu wata’ala Maha Mampu menyelesaikannya, bahkan sekecil-kecil
permasalahan seekor semut kecil yang ingin mengangkat kakinya untuk
melangkah hingga masalah perputaran alam semesta yang demikian luasnya.
Hingga perasaan semut yang ketakutan ketika prajurit nabiyullah Sulaiman
AS lewat, Allah pun mengetahuinya. Begitu juga perasaan seorang hamba
yang dalam kesendiriannya merasa risau dan kebingungan, dan ia tidak
mengatakan atau mengadukannya kepada orang lain, namun Allah subhanahu
wata’ala melihat dan mendengarnya serta Maha Mampu dan siap untuk
menghilangkan musibah dan kegundahannya. Namun Sang Maha Pengatur, Sang
Maha Pemberi, Sang Maha memudahkan setiap permasalahan semakin hari
semakin ditinggalkan oleh manusia, dimana ketika datang ajakan luhur
namun ditinggalakan padahal mampu untuk melakukannya, karena Allah
subahanahu wata’ala tidak membebani hamba lebih dari kemampuannya.
Banyak orang yang belum mengerti Al
qur’an namun ia layak membacanya meskipun belum mengerti maknanya, dan
ada juga yang belum bisa membaca Al qur’an maka ia harus mempelajarinya,
jika sibuk bagaimana? jika sangat sibuk bisa dengan mempelajarinya
sekali dalam seminggu atau sekali dalam sebulan, namun dalam hati tidak
ada perasaan menolak Al qur’an Al Karim. Demikian pula syariat Islam
yang lainnya seperti hukum shalat, hukum wudhu’, hukum puasa, hukum
zakat, hukum haji dan lainnya kesemua itu juga perlu dipelajari dimana
kesemua itu dalam waktu ratusan tahun pun kita mempelajarinya hal itu
tidak akan pernah selesai, namun selayaknya waktu luang kita jauh lebih
baik kita isi dengan mempelajari ilmu-ilmu tersebut yang telah diajarkan
oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, agar kita semakin
mulia di sisi Allah subhanahu wata’ala. Seseorang yang dalam hidupnya
ada niat atau keinginan untuk belajar dan juga mengerjakan pekerjaan
atau aktivitas yang lainnya maka Allah subhanahu wata’ala akan
memudahkan untuknya jalan menuju ke surga, sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam :
مَنْ سَلَكَ طَرِيقاً يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْماً سَهَلَّ اللَّهُ لَهُ طَرِيقاً إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga”
Guru mulia Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim Al Hafizh berkata dalam salah satu qasidahnya, yang artinya : “Ketika Allah subhanahu wata’ala membuka tabir penghalang manusia untuk melihat Allah, maka itulah saat-saat yang terindah”, atau
melihat sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang merupakan
makhluk terindah dari seluruh ciptaan Allah subhanahu wata’ala. Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak lebih dari sekedar ciptaan
Allah subhanahu wata’ala, namun beliau adalah makhluk terindah dari
semua ciptaan Allah.
Ketika seseorang mengingat bahwa ada
sosok manusia yang paling baik dan ramah, paling berlemah lembut dan
berkasih sayang, dimana ketika ada orang datang kepadanya dengan penuh
dosa maka beliau doakan dan dimohonkan pengampunan kepada Allah
subhanahu wata’ala, bahkan musuh-musuh beliau berusaha dilindungi agar
tidak semuanya meninggal agar kelak keturunan mereka bisa selamat dan
mendapatkan hidayah, maka siapa yang tidak merindukan sosok manusia yang
paling berlemah lembut seperti beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Diriwayatkan ketika sayyidah Aisyah Ra sedang mencari jarum yang
terjatuh di kamarnya di malam hari, dan di saat itu hanya ada pelita
pelita yang cahayanya sangat kecil, setelah beberapa waktu dicari jarum
itu tidak pula ditemukan, maka ketika itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam datang dan masuk ke dalam kamar maka jarum itu pun terlihat
dengan jelas, kemudian sayyidah Aisyah Ra berkata : “Wahai Rasulullah, betapa terangnya wajahmu”, cahaya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berbeda dengan cahaya lampu
yang mana cahaya lampu menyakitkan mata, namun cahaya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menyakitkan mata, sehingga Allah
menamakan beliau sebagai “Siraajan Muniira” ( cahaya yang terang benderang).
Ketika seorang sahabat datang kepada
salah seorang istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana
yang terdapat dalam Fathul Bari sahabat tersebut berkata : “Wahai Ummul mu’minin, gambarkanlah kepadaku bagaimana indahnya wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?”.“jika engkau ingin melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lihatlah ke cermin ini”, maka
sahabat tersebut melihat ke cermin itu namun yang telihat bukanlah
wajahnya tapi wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sahabat
tersebut kaget dan heran bagaimana cermin itu bisa memperlihatkan wajah
sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Cermin itu dulu pernah
digunakan untuk bercermin oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
namun setelah itu cermin tersebut tidak mau menampakkan wajah lain
selain wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bagaikan
rekaman foto yang merekan wajah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam. Dan diriwayatkan oleh sayyidina Ali dalam
menggambarkan keindahan wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
seakan matahari dan bulan beredar di wajah nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam. Kemudian istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengambil cermin dan berkata :
Saat ini kita berada di dalam bulan
yang luhur bulan Muharram, dimana di bulan ini telah diselamatkan nabi
Musa As dari kejaran Fir’aun, di bulan itu pula lautan terbelah agar
Fir’aun tenggelam dan nabi Musa selamat dari kejarannya. Dan di bulan
ini nabi Nuh dan kaumnya yang beriman diselamatkan dari banjir yang
begitu besar, dan di bulan ini pula Allah subhanahu wata’ala melimpahkan
banyak pertolongan kepada hamba-hamba-Nya, terlebih lagi untuk ummat
sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka perbanyaklah doa
dan munajat kepada Allah subhnahu wata’ala. Teriwayatkan di dalam Shahih
Al Bukhari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada
hari ke sepuluh bulan Muharram, dan hal ini merupakan puasa sunnah bukan
puasa wajib, yang mana jika dikerjakan mendapatkan pahala dan jika
ditinggalkan tidak mendapatkan dosa, namun berbeda dengan hal yang wajib
dimana jika dikerjakan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan
mendapatkan dosa. Maka disunnahkan untuk berpuasa pada tanggal 10
Muharram, dan diriwayatkan dalam Shahih Muslim bahwa pahala puasa pada
tanggal 10 Muharram menghapus dosa setahun yang lalu. Dan diriwayatkan
dalam Shahih Al Bukhari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
tidak pernah memaksakan diri untuk berpuasa di suatu hari melebihi puasa
pada tanggal 10 Muharram, kecuali puasa di bulan Ramadhan yang
merupakan hal yang wajib, namun selain puasa ramadhan, diantara puasa
sunnah yang paling disukai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
adalah puasa 10 Muharram, dan disunnahkan juga untuk puasa pada tanggal 9
Muharram, karena ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
dikabari bahwa orang Yahudi juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram maka
Rasulullah mengatakan bahwa di tahun yang akan datang beliau akan
berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram, namun Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam terlebih dahulu wafat sehingga tidak sempat melakukan
puasa pada tanggal 9 Muharram, sebagaimana sabda beliau shallallahu
‘alaihi wasallam :
لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ َلأَصُوْمَنَّ التَاسِعَ
“ Jika aku masih hidup hingga tahun depan maka aku akan puasa tanggal 9 (Muharram)”
Dan Al Imam As Syafi’i berkata bahwa
sunnah muakkadah untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram, akan
tetapi tidak apa-apa jika hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja.
Bagi yang tidak mampu untuk berpuasa, seperti orang yang sudah sangat
tua, orang-orang yang sangat sibuk dan banyak pekerjaan sehingga tidak
mampu untuk berpuasa atau wanita-wanita yang sedang berhalangan
(menstruasi) maka doakanlah orang-orang yang berpuasa agar diberi
kekuatan dan puasanya diterima oleh Allah subhanahu wata’ala, atau
dengan menyiapkan buka puasa untuk orang-orang yang berpuasa, itulah
cara yang terbaik untuk orang yang tidak mampu berpuasa, agar tidak
terlewat dari kemuliaan yang datang dari Allah subhanahu wata’ala.
Sampailah pada hadits mulia, dimana
ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah subhanahu wata’ala di
saat tidak ada naungan selain naungan Allah subhanahu wata’ala, naungan
yang dimaksud adalah tempat berteduh dan berlindung dari panasnya
matahari di padanga mahsyar kelak di hari kiamat, dimana jika matahari
itu berpijar dengan panas seperti saat di padang mahsyar, maka tidak
akan ada kehidupan di permukaan bumi ini, yang mana matahari itu tidak
ada lagi cahayanya namun yang tersisa hanya panasnya saja yang gelap
gulita, bagaikan bola hitam yang sangat panas dan menakutkan. Ketika itu
semua cahaya sirna kecuali cahaya hamba-hamba yang beriman, yang
dipimpin oleh cahaya manusia yang paling beriman, sayyidina Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam. Merekalah yang akan terang benderang dan
cahayanya melebihi cahaya bintang-bintang, Allah Yang Maha Tunggal dan
Maha Abadi yang memberikan cahaya kepada hamba-hamba-Nya dengan cahaya
ketenangan, cahaya kedamaian, cahaya kebahagiaan, cahaya kemudahan, dan
cahaya keluhuran di dunia dan akhirat. Maha Suci Allah dan Maha Indah,
dan betapa suci jiwa-jiwa yang menyembah Allah dan tidak menyamakan
Allah dengan makhluk, sebagaimana firman-Nya:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ ( الشورى : 11 )
“ Tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya, dan Dia (Allah) Maha Mendengar dan Melihat”. ( QS: As Syuuraa)
Allah subhanahu wata’ala maha
mendengar, namun pendengaran Allah tidak membutuhkan telinga, begitu
juga Allah melihat namun penglihatan Allah tidak membutuhkan mata, dan
Allah juga berfirman dengan menurunkan wahyu namun Allah tidak
membutuhkan lisan, Allah subhanahu wata’ala juga berbuat atau melakukan
sesuatu namun hal itu tidak membutuhkan jasad, dimana penglihatan Allah
lebih agung dari penglihatan makhluk-Nya dan seluruh penglihatan makhluk
bersumber dari-Nya, tidak satu pun makhluk melihat kecuali dari
anugerah Allah subhanahu wata’ala, tidak pula satu pun makhluk mendengar
kecuali dari anugerah Allah subhanahu wata’ala, dan makhluk tidak mampu
menciptakan penglihatan dan pendengarannya sendiri, bahkan tidak mampu
menciptakan asal muasal dirinya yang terbuat dari sel yang tidak
terlihat mata. Allah subhanahu wata’ala Yang menciptanya, Allah Yang
menghidupkannya di bumi kemudian dikembalikan ke alam barzakh, dan di
alam barzakh akan datang malaikat setelah seseorang dimasukkan ke dalam
kubur dan kemudian ditinggalkan oleh yang mengantarnya, sebagaimana
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam riwayat Shahih Al
Bukhari bahwa seseorang yang meninggal dan telah dikuburkan mendengar
hentakan kaki orang-orang yang meninggalkan perkuburannya di saat itu,
setelah itu datanglah malaikat memperlihatkan sang nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata : “Wahai Fulan, apa yang engkau ketahui tentang orang ini?”, maka jika ia adalah orang yang beriman ia akan menjawab :
هُوَ مُحَمَّدٌ هُوَ مُحَمَّدٌ
“Dia adalah Muhammad, dia adalah Muhammad”.
Namun jika ia adalah seorang yang munafik dan banyak berbuat dosa, maka ia akan menjawab :“Aku tidak mengenalnya”.
Dan saat-saat seperti itu akan datang
kepada kita semua, semoga di saat jasad kita diturunkan ke liang lahat
lalu ditutup dengan tanah, dan orang-orang yang mengantarkan kita mulai
meninggalkan kita sendiri di perkuburan dan langkah-langkah mereka yang
meninggalkan perkuburan terdengar oleh kita, dan ketika itu
diperlihatkan kepada kita sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam dan ditanyakan kepada kita maka kita akan menjawab :
هُوَ مُحَمَّدٌ هُوَ مُحَمَّدٌ
“Dia adalah Muhammad, Dia adalah Muhammad”
Kembali pada hadits yang kita baca,
bahwa ada 7 golongan yang dinaungi oleh Allah subhanahu wata’ala kelak
di hari kiamat, dan dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar bahwa banyak yang
akan mendapatkan naungan Allah subhanahu wata’ala kelak di hari kiamat,
namun cir i-ciri mereka terdapat dalam hadits ini, maka disebutlah
dengan 7 golongan yang akan mendapatkan naungan Allah subhanahu wata’ala
kelak di hari kiamat.
Pertama adalah
seorang pemimpin yang adil, karena sangat berat untuk menjadi seorang
pemimpin yang adil. Seperti contoh seorang ketua RT, yang mana dia juga
mempunyai keluarga, mempunyai kesibukan atau pekerjaan yang lainnya,
suatu hari sebelum adzan Subuh dan di saat semua orang masih tidur
tiba-tiba rumah digedor dan ada teriakan : “Pak RT, rumah saya kemalingan” maka
pak RT bangun dan langsung menuju ke rumah warga yang kemalingan, dan
pak RT bingung apa yang harus diperbuat, jika maling masih di tempat
mungkin barang bisa diambil kembali, namun si maling sudah tidak ada di
tempat tersebu, maka pak RT berkata : “baik, akan segera saya urus dan laporkan ke polisi”, belum selesai pembicaraan pak RT dengan warga yang kemalingan, tidak lama kemudian datang warga lain mengadu : “Pak RT rumah saya kebanjiran gara-gara sampah yang menumpuk dibiarkan begitu saja tanpa diurus”,kemudian warga yang kemalingan berkata lagi : “Pak RT siapa satpam yang jaga semalam, padahal saya sudah bayar uang keamanan, bagaimana rumah saya masih bisa kecurian?”,kemudian warga yang kebanjiran berteriak : “Pak RT bagaimana ini, air mampet akhirnya rumah saya kebanjiran”, maka
Pak RT segera menuju rumah warga yang kebanjiran dan mulai mengangkut
barang-barang, tidak lama kemudian ada warga yang datang berteriak dan
mengadu :“Pak RT, rumah saya kebakaran karena banyak kabel-kabel
yang sudah lama dan perlu diganti namun tidak pernah diperhatikan, pak
RT bisanya hanya ambil uang dari PLN saja, apa gunanya jadi ketua RT!”, padahal
ketua RT juga mempunyai keluarga dan kesibukan dan yang lainnya
namunyang disalahkan selalu ketua RT, itu baru tingkat RT, bagaimana
lagi jika ketua RW, Kades, Lurah atau pemimpin yang di tingkat atasnya
lagi. Oleh karena itu sangat sulit dan dengan susah payah untuk berusaha
menjadi pemimpin yang adil dan sabar, maka seorang pemimpin yang adil
seperti itu di hari kiamat akan dinaungi oleh Allah subhanahu wata’ala,
dimana tidak ada tempat berteduh selain tempat berteduh yang diberi oleh
Allah subhanahu wata’ala. Jadi jika di zaman sekarang kita sering
mendengar wakil rakyat atau pemimpin yang berbuat salah maka hal itu
wajar, karena untuk menjadi pemimpin yang baik di tingkat RT saja sangat
sulit, maka terlebih lagi pemimpin di tingkat yang lebih tinggi. Maka
benar yang telah disabdakan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam: “Jika
ada seorang muslim menjadi pemimpin, kemudian ia berbuat baik pada
rakyatnya dan juga berbuat kesalahan, maka terimalah kebaikannya dan
maafkan kesalahannya”. Jadi tidak perlu diadilikah?, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui jika seorang pemimpin dinaikkan
kemudian dijatuhkan lagi, maka yang gembira adalah musuh-musuh Islam,
karena pemerintah dan rakyat saling hantam, para Ulama’ dan orang-orang
yang baik dimasukkan ke penjara dimana hal itu merupakan akibat daripada
saling hantam satu sama lain. Maka strategi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam yang sangat sempurna adalah jika ada pemimpin-pemimpin
yang tidak baik namun para Ulama’ mengetahui hal itu maka mereka akan
semakin mendidik generasi yang baik yang kelak akan menggantikan
kepemimpinan para pemimpin yang tidak baik, itulah strategi indah dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan Majelis Rasulullah ini juga
merupakan strategi dalam membangun generasi yang baik, generasi yang
rukun dan damai, generasi yang suka dzikir dan shalawat kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kedua, adalah
seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, yaitu banyak
beribadah kepada Allah, dimana sejak kecil sudah mempelajari dzikir,
dari kecil anak-anak mereka didorong untuk hadir di majelis ta’lim atau
majelis dzikir, maka pendidikan seperti ini sejak seseorang masih kecil
merupakan hal yang sangat penting, karena sebagian besar kesuksesan itu
muncul dari pemuda yang mulai meniti untuk mencapai keluhuran sejak usia
muda, sejak masih muda sudah cinta dan suka hadir majelis, namun
permasalahannya jika waktu final bola yang hadir majelis berkurang dan
beruntungnya saya saat itu tidak hadir majelis, tetapi sampai kabar
kepada saya bahwa yang hadir majelis berkurang karena ada final bola.
Oleh karena itu kita selalu berusaha untuk mendidik diri kita agar
semakin baik dan senantiasa merasa asyik dengan hal-hal yang luhur yang
mampu untuk kita lakukan, jangan selalu mencari godaan syaitan untuk
melakukan sesuatu yang tidak mampu kita perbuat, jika seseorang belum
mampu untuk shalat tahajjud maka jangan dipaksakan untuk shalat
tahajjud, dan jika shalat wajib 5 waktu belum dikerjakan dengan baik
maka perbaiki dulu shalat yang 5 waktu tersebut, dan juga jika belum
mampu jangan puasa sunnah dulu, namun perlahan-perlahan akan sampai
kepada puncak keluhuran.
Ketiga adalah
seeorang yang hatinya selalu terikat dengan masjid yaitu orang yang
mencintai masjid, ada orang yang selalu duduk di dalam masjid namun
hatinya berada di luar masjid dan ada juga orang yang jasadnya berada di
luar masjid akan tetapi hatinya selalu di masjid dan golongan inilah
yang dimaksud dalam hadits ini. Dalam hatinya ada keinginan untuk selalu
dekat dengan masjid, ingin selalu shalat jamaah di masjid. Ada
seseorang sangat cinta terhadap masjid Al Haram dan masjid An Nabawi
maka dipajanglah foto masjid itu di rumahnya dan dilihatnya setiap hari
hingga air matanya terus mengalir karena ingin memandangnya orang
seperti inilah yang hatinya selalu terikat dengan masjid. Ada kelompok
orang yang mengatakan jika tidak melakukan shalat di masjid maka
shalatnya tidak sah, padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
sebagaimana yang teriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim
bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam banyak juga melakukan
tidak di masjid. Dan dalam madzhab Syafii shalat di masjid merupakan
sunnah muakkadah, akan tetapi shalat di luar masjid pun tetap sah. Dalam
hal ini terdapat permasalahan, datang seseorang bertanya kepada saya :“Bib
saya sumpek dimana masjid dalam keadaan bersih kemudian datang
sekelompok orang dan nginap di masjid, bawa kompor dan lainnya hingga
berantakan dan mengotori masjid, setelah itu pergi tanpa membersihkannya
terlebih dahulu, maka apa yang harus kami lakukan?, dalam hal
ini kita pilih jalan tengah, jangan sampai kita mengusir orang Islam
dari tempat ibadah karena mereka juga saudara kita seiman, namun
berusaha untuk memberi tau orang-orang yang datang dengan tujuan i’tikaf
di masjid untuk membersihkan masjid sebelum mereka pergi, jangankan
masjid yang merupakan tempat ibadah, rumah sendiri saja kita ingin
melihatnya selalu dalam keadaan bersih terlebih lagi masjid yang
merupakan rumah Allah. Ada lagi pertanyaan, mengapa orang-orang Islam
tidak mau mengajak saudara-saudaranya untuk shalat memenuhi masjid?,
ketahuilah ibadah tidak hanya ke masjid saja, namun tidak mengganggu
atau menggunjing orang lain juga termasuk ibadah, bekerja untuk
bersedekah juga ibadah, menikah juga ibadah, mendidik anak pun termasuk
ibadah, jadi bagi saudara-saudara kita yang sudah bergabung dalam jamaah
ini dan selalu mengajak muslim yang lainnya untuk bergabung bersamanya,
maka hal itu adalah hal yang bagus dan telah memiliki keberanian, namun
jangan mencela orang yang tidak memperbuatnya.
Keempat adalah
dua orang yang saling menyayangi karena Allah subhanahu wata’ala dan
yang dimaksud bukanlah pacaran, namun saling mencintai dan menyayangi
karena Allah adalah saling membantu untuk mencapai keluhuran ibadah,
misalnya seorang teman tidak mengaji karena tidak mempunyai Al qur’an
maka diberi pinjaman Al qur’an, atau temannya tidak hadir ke majelis
karena tidak mempunyai kendaraan maka dipinjamin kendaraan karena
mungkin kebetulan jika malam hari kendaraan saudara atau keluarganya
tidak di pakai atau bisa juga berupa pernikahan, maka hal-hal yang
seperti itu adalah saling menyayangi karena Allah dan berkumpul atau
berpisah karena Allah, bukan karena masalah keduniawian. Namun jangan
disalah artikan dengan mengatasnamakan pacaran adalah cinta karena Allah
dan berpisah karena Allah, justru hal demikian adalah pertemuan dan
perpisahan karena syaitan. Diperbolehkan ada hubungan antara lelaki dan
wanita yang bukan mahram dengan syarat tidak melanggar syariat,
sebagaimana dahulu di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
banyak para sahabat yang berbicara dan bertanya kepada ummul mu’minin,
dan banyak wanita yang berdagang di pasar namun tetap menjaga
norma-norma kesopanan dan tidak melanggar syariat. Jadi boleh saling
kirim sms namun jangan sampai melewati batas dan mulai masuk pada
hal-hal yang buruk, seperti mengajak untuk bertemu dan lainnya karena
hal itu mendekati pada perbuatan zina yang dilarang oleh Allah subhanahu
wata’ala, sebagaimana firman-Nya:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
( الإسراء : 32 )
“Dan janganlah kalian mendekati
zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu
jalan yang buruk”. (QS. Al Isra’ : 32 )
Diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari
dalam kitab Adab Al Mufrad dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda bahwa seseorang yang berzina dengan tetangganya maka
dosanya jauh lebih besar daripada berzina dengan orang lain , mengapa?
karena telah berkhianat kepada temannya sendiri.
Yang kelima adalah
seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita (atau
sebaliknya) yang cantik dan kaya raya, namun lelaki itu menjawab : “Sungguh aku takut kepada Allah”,bukan
karena takut di tangkap polisi atau dituntut ke pengadilan. Sebagaimana
yang juga terjadi pada seorang wanita cantik dan mempunyai harta ia
mendatangi seorang lelaki yang ahli ibadah dan mengatakan bahwa ia ingin
berjima’ dengannya, maka lelaki itu menutup matanya, kemudian wanita
itu mengatakan bahwa ia telah menggunakan penutup dan meminta lelaki itu
untuk membuka matanya, namun ketika lelaki itu membuka matanya ia
melihat wanita itu telah membuka seluruh pakaiannya, kemudian lelaki itu
memalingkan wajahnya, maka Allah subhanahu wata’ala menjadikan wajah
wanita itu gelap hingga ia wafat. Dan terdapat dalam riwayat yang shahih
ketika seorang wanita shalihah akan berangkat ke sebuah tempat yang
jauh bersama kafilah, maka seorang lelaki mengikutinya karena dia
menyukai wanita itu, beberapa lama kemudian semua orang mulai tidur,
namun wanita itu masih duduk dan belum tidur, kemudian lelaki itu
mendekat kepadanya dan mengajaknya untuk berbuat keji karena semua orang
telah tidur, maka wanita itu berkata : “apakah engkau yakin semua orang sudah tidur dan tidak ada yang akan melihat kita?”, maka lelaki itu pun kembali meyakinkan bahwa semua orang telah tidur,dan berkata kepada wanita itu : “betul semua orang telah tidur”, maka wanita itu berkata : “apakah Allah tidur dan tidak melihat kita?”, mendengar ucapan wanita itu maka lelaki itu tertunduk malu dan berkata : “iya betul Allah melihat kita”, wanita itu berkata lagi : “jika
Allah melihat kita apakah engkau tidak malu kepada Allah, hingga engkau
mengikutiku dari tempat yang jauh untuk berbuat hal itu kepadaku, dan
jika engkau meninggal saat ini apa yang akan engkau jawab dihadapan
Allah”, maka lelaki itu menutup mukanya karena malu dan kemudian
pergi, setahun kemudian terdengar kabar bahwa telah wafat seorang wali
Allah dan puluhan ribu orang yang mengantar jenazahnya ke pemakaman, dan
setelah ditanya siapakah wali Allah yang telah wafat tersebut, ternyata
dia adalah lelaki yang telah bertaubat di tangan wanita itu yang
kemudian Allah mengangkat derajatnya hingga ia menjadi wali Allah
subhanahu wata’ala.
Yang keenam adalah
seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi, dan ada satu cara
untuk hal ini dimana tangan kanan memberi namun tangan kiri tidak
mengetahuinya, yaitu jika tangan kanan mengeluarkan uang untuk sedekah
namun seakan-akan bukan untuk sedekah, caranya adalah jika melihat orang
miskin yang berdagang setelah ditanya harga barang yang dijual misalnya
ia adalah penjual kacang, kemudian ia menjawab : “sebungkus 1000”,“maaf pak tidak ada kembaliannya”, lalu si pembeli berkata : “ya sudah ambil saja kembaliannya”, maka
penjual pun tidak mengetahui kalau itu adalah sedekah. Atau jika
melihat orang yang susah sedang berdagang dan ketika ditanya harga
dagangannya, si pedagang menyebutkan harga, padahal jika ditawar
harganya dibawah itu, namun pembeli tidak lagi menawar karena berniat
untuk sedekah kepada penjual tersebut, hal itu pun merupakan sedekah
secara sembunyi-sembunyi, hingga yang diberi sedekah pun tidak
mengetahui kalau dia menerima sedekah, hal yang seperti itu pahalanya
sangat besar. Dalam riwayat Shahih Muslim terdapat 2 pendapat yang
mengatakan bahwa pahala yang sangat besar akan didapatkan bagi orang
yang bersedakah dengan cara sembunyi-sembunyi, dan juga orang yang
bersedakah secara terang-terangan dengan tujuan agar orang lain
mengikutinya karena banyak orang yang kaya raya namun tidak ada yang mau
mengeluarkan hartanya untuk sedekah, dan ketika seseorang bersedekah
dengan terang-terangan, misalnya : “saya sedekah 1000 dolar”, maka
orang kaya yang lainnya pun tidak mau kalah dan akan mengeluarkan uang
untuk sedekah, maka dengan cara ini orang kaya yang enggan bersedekah
akan terdorong untuk bersedekah. Dan jika ada orang yang ingin
bersedekah secara sembunyi namun ketika melihat keadaan dimana
orang-orang tidak ada yang mau mengeluarkan sedekah, kemudian ia
bersedekah secara terang-terangan maka ia pun termasuk dalam golongan
yang akan mendapatkan naungan Allah subhanahu wata’ala kelak di hari
kiamat. Demikian indah firman Allah dan hadits nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam jika kita mau menelaahnya.
Yang ketujuh adalah
seseorang yang mengingat Allah dalam kesendirian lalu mengalir air
matanya, maka kita berdoa dan berdzikir kepada Allah subhanahu wata’ala
semoga Allah mengangkat derajat kita, demi kemuliaan malam 10 Muharram
ini semoga Allah menyelamatkan kehidupan kita di dunia dan akhirah,
menyelesaikan segala permasalahan kita di dunia dan akhirat, dan
mengabulkan segala hajat kita Ya Rahman Ya Rahim… namun dibayar
5000 dan tidak minta uang kembalian, maka hal itu adalah termasuk
sedekah secara sembunyi, mungkin ketika si pembeli menyerahkan uang 5000
si penjual akan berkata :
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ
اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ
اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ
وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ
وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Disini