Posted by Unknown on Jumat, April 10, 2015 in Islami | No comments
Hadis yang mendasari dilakukannya shalat gerhana ialah
””Telah terjadi gerhana Matahari
pada hari wafatnya Ibrahim putra Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam. Berkatalah manusia: Telah terjadi gerhana Matahari karana
wafatnya Ibrahim. Maka bersabdalah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam “Bahwasanya Matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda
kebesaran Allah. Allah mempertakutkan hamba-hambaNya dengan keduanya.
Gerhana Matahari, bukanlah karena matinya seseorang atau lahirnya. Maka
apabila kamu melihat yang demikian, maka hendaklah kamu shalat dan
berdoa sehingga selesai gerhana.”” (HR. Bukhari & Muslim).
Niat Shalat Gerhana
Niat shalat ini, sebagaimana juga
shalat-shalat yang lain cukup diucapkan di dalam hati, yang terpenting
adalah niat hanya semata karena Allah Ta’ala semata dengan hati yang
ikhlas dan mengharapkan [[Ridho]] Nya, apabila ingin dilafalkan jangan
terlalu keras sehingga mengganggu Muslim lainnya, memang ada beberapa
pendapat tentang niat ini gunakanlah dengan hikmah bijaksana.
Tata Cara Shalat Gerhana
Shalat gerhana dilakukan
dua rakaat dengan 4 kali rukuk yaitu pada rakaat pertama, setelah rukuk
dan Iktidal membaca Al Fatihah lagi kemudian rukuk dan iktidal kembali
setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat
kedua. Bacaan Al-Fatihah pada shalat gerhana bulan
dinyaringkan sedangkan pada gerhana matahari tidak. Dalam membaca surat
yang sunnat pada tiap rakaat, disunnatkan membaca yang panjang. Hukum shalat gerhana adalah
sunnat muakkad berdasarkan hadis Aisyah Radhiallaahu anha. Nabi dan
para shahabat melakukan di masjid dengan tanpa adzan dan ikamah.
Tata cara shalat gerhana adalah sebagai berikut:
1. Memastikan terjadinya gerhana bulan atau Matahari terlebih dahulu. (Sebagai panduan lihat di rubrik IPTEK)
2. Shalat gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi.
3. Sebelum shalat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan,
”Ash-shalatu jaami’ah.”
4. Niat melakukan shalat gerhana Matahari (kusufisy-syams) atau gerhana bulan (khusufil-qamar), menjadi imam atau ma’mum.
2. Shalat gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi.
3. Sebelum shalat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan,
”Ash-shalatu jaami’ah.”
4. Niat melakukan shalat gerhana Matahari (kusufisy-syams) atau gerhana bulan (khusufil-qamar), menjadi imam atau ma’mum.
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ / لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى
-Niat shalat gerhana matahari:
“Usholli sunnatan likusuufi syamsi imaman/makmuman lillahi ta’ala”
-Niat shalat gerhana bulan:
“Usholli sunnatan li-khusuufil qomari imaman/makmuman lillahi ta’ala”
5. Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat.
6. Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua kali sujud.
7. Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surah kembali
8. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surah kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.
Misalnya rakaat pertama membaca surat Yasin (36) dan ar-Rahman (55), lalu rakaat kedua membaca al-Waqiah (56) dan al-Mulk (78)
9. Setelah shalat disunahkan untuk berkhutbah.[1]
6. Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua kali sujud.
7. Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surah kembali
8. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surah kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.
Misalnya rakaat pertama membaca surat Yasin (36) dan ar-Rahman (55), lalu rakaat kedua membaca al-Waqiah (56) dan al-Mulk (78)
9. Setelah shalat disunahkan untuk berkhutbah.[1]
Menurut Habib Munzir bin Fuad Al Musawwa, panduan singkat mengenai shalat gerhana caranya adalah ada tiga cara :
1. yang termudah adalah dengan dua rakaat sebagaimana shalat subuh.
2. dua rakaat, dan setiap rakaat adalah dengan dua rukuk dan dua kali qiyam, urutannya adalah :
Takbiratul ihram, lalu Qiyam, fatihah, surah, rukuk, lalu Qiyam lagi, fatihah surat, rukuk, lalu iktidal, lalu sujud, duduk sujud. lalu bangkit ke rakaat kedua dengan hal yang sama.
3. dua rakaat sebagaimana poin kedua diatas, namun dipanjangkan, lalu diakhiri dengan dua khutbah selepas shalat.[2]
1. yang termudah adalah dengan dua rakaat sebagaimana shalat subuh.
2. dua rakaat, dan setiap rakaat adalah dengan dua rukuk dan dua kali qiyam, urutannya adalah :
Takbiratul ihram, lalu Qiyam, fatihah, surah, rukuk, lalu Qiyam lagi, fatihah surat, rukuk, lalu iktidal, lalu sujud, duduk sujud. lalu bangkit ke rakaat kedua dengan hal yang sama.
3. dua rakaat sebagaimana poin kedua diatas, namun dipanjangkan, lalu diakhiri dengan dua khutbah selepas shalat.[2]
Referensi:
Kumpulan Shalat-Shalat Sunnat, Drs. Moh. Rifa’i, CV Toha Putra, Semarang, 1993
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Disini