Posted by Unknown on Senin, April 13, 2015 in Islami | No comments
Alhamdulillah kami panjantkan syukur atas karunia Allah atas segala
karunianya. Semoga senantiasa dirahmati pula sahabat-sahabat Sarkub
yang senantiasa mengunjungi website kami yang ikut membentengi Aqidah
Aswaja dari aliran-aliran sesat lainnya. Kali ini kami akan menyajikan
ulasan mengenai sejarah turunnnya Al-Quran dengan bahasa yang mudah
dimengerti.
Di dalam Al Quran surat Al Baqarah 185 (yang artinya): ”Bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) “.
Bahkan seluruh kitab-kitab samawi yang lain juga diturunkan di bulan
Ramadhan seperti yang terungkap dalam riwayat imam Ahmad bahwa
Rasulullah saw bersabda: “Shahifah Ibrahim diturunkan pada malam pertama
bulan Ramadhan, Taurat diturunkan pada hari (malam) keenam bulan
Ramadhan, Injil diturunkan pada hari (malam) ketiga belas bulan
Ramadhan, Zabur diturunkan pada malam kedelapan belas Ramadhan…”. Namun
menurut Asy-Syaukani, dalam konteks penurunan Al-Qur’an, surat
Al-baqarah ayat 185 diatas masih bersifat umum karena tidak menjelaskan
waktu yang pasti tentang turunnya Al-Qur’an. Spesifikasi
yang disebutkan Al-Qur’an hanya terbatas pada bulan diturunkannya
Al-Qur’an yaitu bulan Ramadhan yang dispesifikasi kembali dengan malam
Lailatul Qadar. Tapi kapan itu terjadi masih menjadi perdebatan hangat diantara para ulama.
Namun
mereka sepakat bahwa maksud turunnya Al-Qur’an di bulan Ramadhan adalah
turunnya Al Qur’an dari Lauh Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia.
Sehingga penurunan Al-Qur’an menurut Imam Suyuthi terjadi dalam dua
tahap, yaitu
pertama,
turunnya Al-Qur’an dari Lauh Mahfudz ke langit dunia secara sekaligus
dan kedua, turunnya Al-Qur’an kepada Rasulullah secara berperiodik.
Untuk memahami kedua bentuk turunnya Al-Qur’an tersebut, Al-Qur’an
menggunakan redaksi yang berbeda.
- Redaksi Anzala (Inzal) untuk menunjukkan turunnya Al-Qur’an secara sekaligus dari Lauh Mahfudz ke Langit dunia
- dan redaksi Nazzala (Tanzil) untuk menunjukkan penurunan Al-Qur’an secara berangsur-angsur.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, Ibnu Abbas RA menjelaskan bahwa :
- Al-Qur’an yang diturunkan pada Lailatul Qadar keseluruhnya; baru kemudian secara berangsur diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. (HR. Ath-Thabrani). Lailatul Qadar merujuk kepada malam diturunkannya Al-Qur’an dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit dunia.
- Nuzulul Qur’an yang diperingati oleh umat Islam dimaksudkan itu adalah sebagai peringatan turunnya ayat Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW yakni ayat 1-5 Surat Al-’Alaq.
Di dalam hadits Ibnu Mas’ud, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari
Al-Qur’an dan mengajarkannya”. Mempelajari dan mengajarkan disini tidak
terbatas dalam konteks bacaan, tetapi lebih dari itu: mempelajari dan
mengajarkan nilai dan ajaran Al-Qur’an secara utuh dan menyeluruh.
Bahkan posisi dan kedudukan seseorang di dalam surga juga terkait erat
dengan tingkat hubungannya dengan Al Quran. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya bagi Allah kekasihnya dari manusia. Mereka adalah para
pembawa (penghafal) Al-Qur’an. Merekalah kekasih Allah dan orang
pilihan-Nya”. (H.R. Al-Hakim)
Al-Quran
merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
pedoman bagi manusia dalam menata kehidupan demi mencapai kebahagiaan
lahir dan batin, baik di dunia maupun di akhirat.
Konsep-konsep yang dibawa al-Quran selalu relevan dengan problema yang dihadapi manusia, karena itu ia turun untuk mengajak manusia berdialog dengan penafsiran sekaligus memberikan solusi terhadap problema tersebut di manapun mereka berada. Luas dan keberagaman tema al-Quran merupakan hal yang sangat unik. la menembus sudut pandang paling kabur dalam pikiran manusia, menembus dengan kekuatan nyata jiwa orang beriman bahkan orang yang tanpa iman sekalipun untuk merasakan sesuatu dalam gerak-gerik jiwanya.
Konsep-konsep yang dibawa al-Quran selalu relevan dengan problema yang dihadapi manusia, karena itu ia turun untuk mengajak manusia berdialog dengan penafsiran sekaligus memberikan solusi terhadap problema tersebut di manapun mereka berada. Luas dan keberagaman tema al-Quran merupakan hal yang sangat unik. la menembus sudut pandang paling kabur dalam pikiran manusia, menembus dengan kekuatan nyata jiwa orang beriman bahkan orang yang tanpa iman sekalipun untuk merasakan sesuatu dalam gerak-gerik jiwanya.
Mengenal Al-Qur’an
Ketika manusia mencoba mengupas keagungan Al-Qur’an Al-Karim, maka ketika itu pulalah manusia harus tunduk mengakui keagungaan dan kebesaran Allah swt. Karena dalam Al-Qur’an terdapat lautan makna yang tiada batas, lautan keindahan bahasa yang tiada dapat dilukiskan oleh kata-kata, lautan keilmuan yang belum terpikirkan dalam jiwa manusia, dan berbagai lautan lainnya yang tidak terbayangkan oleh indra kita.Oleh karenanya, mereka-mereka yang telah dapat berinteraksi dengan Al-Qur’an sepenuh hati, dapat merasakan ‘getaran keagungan’ yang tiada bandingannya. Mereka dapat merasakan sebuah keindahan yang tidak terhingga, yang dapat menjadikan orientasi dunia sebagai sesuatu yang teramat kecil dan sangat kecil sekali.
Ketika manusia mencoba mengupas keagungan Al-Qur’an Al-Karim, maka ketika itu pulalah manusia harus tunduk mengakui keagungaan dan kebesaran Allah swt. Karena dalam Al-Qur’an terdapat lautan makna yang tiada batas, lautan keindahan bahasa yang tiada dapat dilukiskan oleh kata-kata, lautan keilmuan yang belum terpikirkan dalam jiwa manusia, dan berbagai lautan lainnya yang tidak terbayangkan oleh indra kita.Oleh karenanya, mereka-mereka yang telah dapat berinteraksi dengan Al-Qur’an sepenuh hati, dapat merasakan ‘getaran keagungan’ yang tiada bandingannya. Mereka dapat merasakan sebuah keindahan yang tidak terhingga, yang dapat menjadikan orientasi dunia sebagai sesuatu yang teramat kecil dan sangat kecil sekali.
Seorang
Ulama’ mengungkapkan, “Hidup di bawah naungan Al-Qur’am merupakan suatu
kenikmatan. Kenikmatan yang tiada dapat dirasakan, kecuali hanya oleh
mereka yang benar-benar telah merasakannya. Suatu kenikmatan yang
mengangkat jiwa, memberikan keberkahan dan mensucikannya.”
Cukuplah menjadi bukti keindahan bahasa Al-Qur’an seperti yang
diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Imam Zuhri (Abu Syahbah, 1996 :
I/312), “Bahwa suatu ketika Abu Jahal, Abu Lahab, dan Akhnas bin Syariq
secara sembunyi-sembunyi mendatangi rumah Rasulullah saw. pada malam
hari untuk mendengarkan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca
Rasulullah saw. dalam shalatnya. Mereka bertiga memiliki posisi yang
tersendiri, yang tidak diketahui oleh yang lainnya. Hingga ketika
Rasulullah saw. Usai melaksanakan shalat, mereka bertiga memergoki satu
sama lainnya di jalan.
Mereka bertiga saling mencela dan membuat kesepakatan untuk tidak
kembali mendatangi rumahRasulullah saw. Namun pada malam berikutnya,
ternyata mereka bertiga tidak kuasa menahan gejolak jiwanya untuk
mendengarkan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an. Mereka bertiga mengira bahwa
yang lainnya tidak akan datang ke rumah Rasulullah saw., dan mereka pun
menempati posisi mereka masing-masing. Ketika Rasulullah saw. usai
melaksanakan shalat, mereka pun memergoki yang lainnya di jalan. Dan
terjadilah saling celaan sebagaimana yang kemarin mereka ucapkan.
Kemudian pada malam berikutnya, gejolak jiwa mereka benar-benar tidak
dapat dibendung lagi untuk mendengarkan Al-Qur’an, dan merekapun
menempati posisi sebagaimana hari sebelumnya. Dan manakala Rasulullah
saw. usai melaksanakan shalat, mereka bertiga kembali memergoki yang
lainnya. Akhirnya mereka bertiga membuat mu’ahadah (perjanjian) untuk sama-sama tidak kembali ke rumah Rasulullah saw. guna mendengarkan Al-Qur’an. Masing-masing mereka mengakui keindahan Al-Qur’an, namun hawa nafsu mereka memungkiri kenabian Muhammad saw.
Selain contoh di atas terdapat juga ayat yang mengungkapkan keindahan Al-Qur’an. Allah
mengatakan, “Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada
sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah
disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat
untuk manusia supaya mereka berpikir.” (Al-Mujadilah: 21)
Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Dari Ibnu Abbas r.a., beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal. ”Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiapkali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi)
Dari Ibnu Abbas r.a., beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal. ”Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiapkali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi)
Generasi sahabat dapat menjadi generasi terbaik (baca; khairul qurun) adalah karena mereka memiliki ihtimam yang
sangat besar terhadap Al-Qur’an. Minimal ada tiga faktor yang menjadi
rahasia mereka mencapai generasi terbaik seperti itu.
Pertama karena
mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai satu-satunya sumber pegangan hidup,
sekaligus membuang jauh-jauh berbagai sumber-sumber kehidupan lainnya.
Kedua, ketika membacanya mereka tidak memiliki tujuan-tujuan untuk tsaqafah,
pengetahuan, menikmati keindahan ataupun tujuan-tujuan lainnya. Namun
tujuan mereka hanya semata-mata untuk mengimplementasikan apa yang
diinginkan Allah dalam kehidupan mereka.
Ketiga,
mereka membuang jauh-jauh segala hal yang berhubungan dengan masa lalu
ketika jahiliyah. Mereka memandang bahwa Islam merupakan titik tolak
perubahan, yang sama sekali terpisah dengan masa lalu, baik yang
bersifat pemikiran ataupun kebudayaan. Tilawatul qur’an; itulah kunci utama kesuksesan mereka.
Imam Abu hamid Al Ghazali menyebutkan agar kita memiliki wirid harian
yang diambil dari kitabullah yaitu dengan membacanya, jangan sampai
hari-hari kita kosong dari berinteraksi dengan Al Qur’an.
Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi memaparkan hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaan membaca Al-Qur’an. Di antaranya:
1. Akan menjadi syafaat bagi pembacanya di hari kiamat. Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim)
1. Akan menjadi syafaat bagi pembacanya di hari kiamat. Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim)
2. Mendapatkan predikat insan terbaik. Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi)
3. Mendapatkan pahala akan bersama malaikat di akhirat, bagi yang mahir
mambacanya. Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia
akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.”
(HR.Bukhari Muslim)
4. Mendapatkan pahala dua kali lipat, bagi yang belum lancar. “Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim)
5. Akan diangkat derajatnya oleh Allah Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: “Sesungguhnya Allahswt. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Muslim)
6. Mendapatkan sakinah, rahmat, dikelilingi malaikat, dan dipuji Allah di hadapan makhluk-Nya. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan dilingkari oleh para malaikat, dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka di hadapan makhluk yang ada di dekat-Nya.” (HR. Muslim)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Disini