Posted by Unknown on Rabu, April 15, 2015 in Islami | No comments
Zina termasuk diantara dosa-dosa besar yang diharamkan Allah swt baik
dilakukan oleh seorang yang belum menikah maupun yang sudah menikah,
sebagaimana firman Allah swt :
وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً
Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al
Isra : 32)
Imam Bukhori meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi saw bersabda:
“Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan”. Para sahabat bertanya:
“Wahai Rasulullah, apakah itu? Beliau bersabda: “Syirik kepada Allah,
sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan haq,
memakan riba, makan harta anak yatim, kabur dari medan peperangan dan
menuduh seorang wanita mu’min yang suci berbuat zina”.
Sedangkan sangsi seorang pezina yang telah menikah lebih berat dari yang
belum menikah yaitu dibunuh dengan cara dirajam karena orang itu telah
mengetahui dan merasakan kenikmatan dari jima’ dengan pasangannya baik
suami atau istrinya melalui suatu akad pernikahan yang sah menurut
syari’at. Sedangkan bagi orang yang belum menikah dihukum cambuk seratus
kali dan diasingkan selama setahun, sebagaiman dalil-dalil berikut :
1. Firman Allah swt :
الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا مِئَةَ
جَلْدَةٍ وَلَا تَأْخُذْكُم بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِن
كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَشْهَدْ
عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ
Artinya : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka
deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah
belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama
Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang
beriman.” (QS. An Nuur : 2)
2. Dari Abu Hurairoh ra bahwasanya Rasulullah saw pernah memberikan
hukuman kepada orang yang berzina (belum menikah) dengan hukuman dibuang
(diasingkan) satu tahun dan pukulan seratus kali.” (HR. Bukhori)
3. Rasulullah saw menanyakan kepada seorang laki-laki yang mengaku
berzina,”Apakah engkau seorang muhshon (sudah menikah)? Orang itu
menjawab,’Ya’. Kemudian Nabi bersabda lagi,’Bawalah orang ini dan
rajamlah.” (HR Bukhori Muslim)
Namun demikian Allah swt Maha Pengampun dan Maha penerima taubat
hamba-hamba-Nya yang mau kembali kepada-Nya, bertaubat dengan taubat
nasuha, yaitu : memohon ampunan kepada-Nya, menyesali perbuatan buruknya
itu, bertekad untuk tidak mengulanginya di masa-masa yang akan datang
dan melakukan berbagai amal shaleh, sebagaimana firman Allah swt :
Artinya : “Dan sesungguhnya aku Maha Pengampun bagi orang yang
bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.”
(QS. Thaha : 82)
Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Anas bin Malik ia berkata; saya
mendengar Rasulullah saw berkata: “Allah tabaraka wa ta’ala berfirman:
“Wahai anak Adam, tidaklah engkau berdoa kepada-Ku dan berharap
kepada-Ku melainkan Aku ampuni dosa yang ada padamu dan Aku tidak
perduli, wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu telah mencapai setinggi
langit kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku niscaya aku akan
mengampunimu, dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya engkau
datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan kepenuh bumi kemudian engkau
menemui-Ku dengan tidak mensekutukan sesuatu dengan-Ku niscaya aku akan
datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi.” Abu Isa berkata; hadits
adalah hadits hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur
ini.
Untuk itu tidak sepatutnya seorang yang telah melakukan suatu dosa
sekali pun ia adalah dosa besar berputus asa karena pintu taubat masih
terus dibuka selama nyawa belum berada di tenggorokan dan selama
matahari belum terbit dari barat. Bahkan Allah swt menjanjikan bagi
setiap orang yang berdosa lalu bertaubat dengan sebenar-benarnya akan
dihapuskan kesalahannya itu bagaikan seorang yang tidak dosa serta
memberikan kemenangan baginya di akherat dengan surga-Nya.
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan
Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam
jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (QS. At Tahrim : 8)
Artinya : “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An Nuur : 31)
Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu ‘Ubaidah bin Abdullah dari ayahnya dia
berkata; Rasulullah saw bersabda: “Orang yang bertaubat dari dosa,
bagaikan seorang yang tidak berdosa.”
Kemudian hendaklah si pelaku setelah bertaubat tidak membuka aibnya itu
kepada siapapun setelah Allah menutupi aibnya, sebagaimana sabda
Rasulullah saw ,”Setiap umatku mendapat pemaafan kecuali orang yang
menceritakan (aibnya sendiri). Sesungguhnya diantara perbuatan
menceritakan aib sendiri adalah seorang yang melakukan suatu perbuatan
(dosa) di malam hari dan sudah ditutupi oleh Allah swt kemudian dipagi
harinya dia sendiri membuka apa yang ditutupi Allah itu.” (HR. Bukhori
dan Muslim)
Wallahu A’lam
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Disini