Posted by Unknown on Sabtu, April 11, 2015 in Islami | No comments
Sebagaimana yang kita maklumi bahawa, komunikasi dengan tulisan melalui
jaringan internet atau yang lebih dikenal dengan 'chatting' baru muncul
dan popular beberapa tahun terakhir. Yaitu, tepatnya setelah ditemui
jaringan internet. Karena itu dalam kitab-kitab ulama terdahulu
khususnya buku fiqh, istilah ini tidak akan ditemui. Namun asas bagi
hukum 'chatting' ini sebenarnya sudah dibahas oleh ulama, jauh sebelum
jaringan internet ditemukan.
'Chatting' dengan lawan jenis yang bukan mahram sama halnya dengan
berbicara melalui telepon, SMS, dan berkiriman surat. Semuanya ada
persamaan. Iaitu sama-sama berbicara antara lawan jenis yang bukan
mahram. Persamaan ini juga mengandung adanya persamaan hukum. Karena
itu, ada dua perkara berkaitan yang perlu kita bahas sebelum kita lebih
jauh membicarakan hukum 'chatting' itu sendiri.
Pertama, adalah hukum bicara dengan lawan jenis yang bukan mahram.
Kedua, adalah hukum khalwat.
Berbicara antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram pada dasarnya
tidak dilarang apabila pembicaraan itu memenuhi syarat-syarat yang
sudah ditentukan oleh syara'. Seperti pembicaraan yang mengandungi
kebaikan, menjaga adab-adab kesopanan, tidak menyebabkan fitnah dan
tidak khalwat. Begitu jika hal yang penting atau berhajat umpamanya hal
jual beli, kebakaran, sakit dan seumpamanya maka tidaklah haram.
Dalam sejarah kita lihat bahwa isteri-isteri Rasulullah SAW berbicara
dengan para sahabat, ketika menjawab pertanyaan yang mereka ajukan
tentang hukum agama. Bahkan ada antara isteri Nabi SAW yang menjadi guru
para sahabat selepas wafatnya baginda iaitu Saidatina Aisyah RA.
Dalam hal ini, Allah SWT berfirman yang artinya:
"Karena itu janganlah kamu (isteri-isteri Rasul) tunduk(yakni
melembutkan suara) dalam berbicara sehingga orang yang dalam hatinya ada
penyakit memiliki keinginan buruk. Tetapi ucapkanlah perkataan yang
baik". (QS. al-Ahzab: 32)
Imam Qurtubi menafsirkan kata 'Takhdha'na' (tunduk) dalam ayat di atas
dengan arti lainul qaul (melembutkan suara) yang memberikan rasa ikatan
dalam hati. Yaitu menarik hati orang yg mendengarnya atau membacanya
adalah dilarang dalam agama kita.
Artinya pembicaraan yang dilarang adalah pembicaraan yang menyebabkan
fitnah dengan melembutkan suara. Termasuk di sini adalah kata-kata yang
diungkapkan dalam bentuk tulisan. Karena dengan tulisan seseorang juga
bisa mengungkapkan kata-kata yang menyebabkan seseorang merasakan
hubungan istimewa, kemudian menimbulkan keinginan yang tidak baik.
Termasuk juga dalam melembutkan suara adalah kata-kata atau isyarat yang
mengandung kebaikan, namun ia boleh menyebabkan fitnah. Iaitu dengan
cara dan bentuk yang menyebabkan timbulnya perasaan khusus atau
keinginan yang tidak baik pada diri lawan bicara yang bukan mahram. Baik
dengan suara ataupun melalui tulisan.
Jika ada unsur-unsur demikian ia adalah dilarang meskipun pembicara itu mempunyai niat yang baik atau niatnya biasa-biasa saja.
Adapun khalwat, hukumnya dilarang dalam agama Islam. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW yang artinya:
"Janganlah ada di antara kalian yang berkhalwat dengan seorang wanita kecuali dengan mahramnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Khalwat adalah perbuatan menyepi yang dilakukan oleh laki-laki dengan
perempuan yang bukan mahram dan tidak diketahui oleh orang lain.
Perbuatan ini dilarang karena ia dapat menyebabkan atau memberikan
peluang kepada pelakunya untuk terjatuh dalam perbuatan yang dilarang.
Kerana ada sabda Nabi SAW bermaksud:
"Tiadalah seorang lelaki dan perempuan itu jika mereka berdua-duaan melainkan syaitanlah yg ketiganya." (Hadis Sahih)
Khalwat bukan saja dengan duduk berduaan. Tetapi berbual-bual melalui
telepon di luar keperluan syar'i juga dikira berkhalwat. Karena mereka
sepi dari kehadiran orang lain, meskipun fisikal mereka tidak berada
dalam satu tempat. Namun melalui telepon mereka lebih bebas membicarakan
apa saja selama berjam-jam tanpa merasa dikawal oleh sesiapa
Dan haram juga ialah perkara-perkara
syahwat yang membangkitkan hawa nafsu contohnya yang berlaku pada
kebanyakkan muda-mudi atau remaja-remaja sekarang dimana sms atau email
atau Facebook atau seumpamanya menjadi alat untuk memadu kasih yang
memuaskan nafsu di antara pasangan dan masing-masing melunaskan
keinginan dan keseronokkan semata-mata. Membincangkan perkara-perkara
lucah lebih-lebih lagi hukumnya adalah haram.baca juga Pacaran Terselubung Via Chatting dan HP
Kesimpulan :
Hukum chatting sama dengan menelepon sebagai mana yang sudah kita
terangkan di atas. Artinya chatting di luar keperluan yang syar'i
termasuk khalwat. Begitu juga dengan sms. Walaupun dengan niat
berdakwah. Karena berdakwah kepada jenis lawan bukanlah suruhan agama
kerana Allah telah menetapkan untuk berdakwah kepada lelaki adalah
lelaki juga, begitu juga sebaliknya.
Namun bila ada tuntutan syar'i yang darurat, maka itu diperbolehkan
sesuai keperluan. Tentunya dengan syarat-syarat yang sudah kita jelaskan
di atas. Di sinilah menuntut kejujuran kita kpd Allah dalam mengukur
sejauhmana urusan kita itu satu keperluan atau mengikut nafsu
semata-mata. Dan kejujuran itu pula bergantung sejauhmana iman kita
kepada Allah. Jika muraqabatillah kita kuat (yakni merasa diri sentiasa
dalam pandangan Allah), maka itu yang akan menjadi pengawal kita. Jika
tidak maka kita akan hanyut bersama orang-orang yang terpedaya dengan
teknologi moden ini. Na'uzubillah.
Agak menyedihkan juga dengan kenyataan saudari, bahawa dalam suasana
nyata saudari amat menjaga batas pergaulan dengan lelaki bukan mahram,
namun di alam siber saudari bebas berbual mesra tanpa batasan syara'.
Saya percaya ramai remaja muslimah yang terjebak ke dalam situasi yang
syubhah ini.
Internet sangat baik untuk kita, dimana ia memudahkan banyak urusan kita
tapi jika kita menyalahgunakannya akan membawa akibat buruk kepada
akhlak dan masyarakat kita.
Semoga jawapan ini dapat memandu para muslim dan muslimah remaja atau
dewasa dalam melayari kehidupan yang penuh ujian keimanan ini.
Alangkah bahagianya jika para remaja muslim dan muslimah yang terdiri
daripada para intelek hari ini berpegang teguh kepada tali agama iaitu
taat kepada perintah dan larangan Allah dalam setiap urusan hidupnya.
Semoga dengan itu Allah akan menurunkan rahmah-Nya kepada kita semua.
Dan semoga Allah menjauhkan kita dari segala fitnah dunia yang sangat manis pada pandangan mata.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga mendapat manfaat.Wallahu a'lam
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Disini