Posted by Unknown on Selasa, April 14, 2015 in Islami | No comments
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
اللَّهُمَّ إنِّي ظَلَمْت نَفْسِي ظُلْمًا
كَثِيرًا ، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلَّا أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِي
مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِك وَارْحَمْنِي ، إنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ
الرَّحِيمُ
Allaahumma Innii Zhalamtu Nafsii
Zhulman Katsira, Walaa Yaghfirudz Dzunuuba Illaa Anta, Fatghfirlii
Maghfiratam Min Indika Warhamnii, Innaka Antal Ghafuurur Rahiim
"Ya Allah, Sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri dengan
kezaliman yang banyak. Tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali
Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan rahmati aku.
Sesungguhnya Engkau Dzat Maha pengampun lagi Penyayang."
Sumber Doa
Diriwayatkan dari Abu Bakar al-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhu, beliau berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam: "Ajarkan aku satu doa yang aku baca dalam shalatku. Beliau bersabda, "Ucapkanlah (wahai Abu Bakar):
اللَّهُمَّ إنِّي ظَلَمْت نَفْسِي
ظُلْمًا كَثِيرًا ، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلَّا أَنْتَ ، فَاغْفِرْ
لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِك وَارْحَمْنِي ، إنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ
الرَّحِيمُ
"Ya Allah, Sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri dengan
kezaliman yang banyak. Tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali
Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan rahmati aku.
Sesungguhnya Engkau Dzat Maha pengampun lagi Penyayang." (Muttafaq 'Alaih)
Kapan Membacanya?
Imam Shan'ani berkata: "Hadits ini adalah dalil disyariatkannya doa di
dalam shalat secara umum tanpa ditentukan tempatnya. Dan di antara
tempatnya adalah sesudah tasyahud, shalawat atas Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, dan Isti'adzah (berlindung dari empat perkara). Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Lalu hendaknya ia memiliki doa yang dikehendakinya."
Al-Hafidz Ibnul Hajar menyebutkan hadits di atas sesudah hadits yang berisi perlindungan dari empat perkara. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: RasulullahShallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Apabila salah seorang kalian bertasyahhud hendaknya ia berlindung dari empat perkara." Beliau bersabda:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ
عَذَابِ جَهَنَّمَ , وَمِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ , وَمِنْ فِتْنَةِ
اَلْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ , وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ اَلْمَسِيحِ
اَلدَّجَّالِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab
Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari
keburukan fitnah Masih Dajjal." (Muttafaq 'alaih)
Ini menunjukkan bahwa doa di atas dibaca setelah doa perlindungan dari
empat perkara ini. Terlebih redaksi dari hadits kedua secara jelas
menunjukkan tempat dibacanya doa perlindungan dan kuatnya anjuran untuk
membacanya sebelum salam.
Bolehkah Menambah Dengan Doa Lainnya?
Waktu sebelum salam dalam shalat termasuk waktu mustajab untuk
dikabulkannya doa. Karenanya dianjurkan memperbanyak doa padanya
sebagaimana sabda NabiShallallahu 'Alaihi Wasallam, "Lalu hendaknya ia memiliki doa yang dikehendakinya." (HR. Al-Bukhari)
Dua doa di atas adalah sebagian dari doa khusus yang disyariatkan
padanya. Yakni doa perlindungan dari empat perkara dan pengakuan dosa
yang diajarkan kepada Abu Bakar al-Shiddiq. Terdapat doa lain yang boleh
dibaca sebelum salam, antara lain: Wasiat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada Mu'adz Bin Jabal,
اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
"Ya Allah, Bantu aku untuk berzikir, bersyukur, dan memperbaiki ibadah kepada-Mu." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan al-Nasai dengan sanad kuat.)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (I/274) dari Ibnu Mas'ud secara Mauquf,
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (HR. Bukhari dan Ahmad)
Dan doa-doa lain yang tidak ditentukan berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
"Lalu hendaknya ia memiliki doa yang dikehendakinya." (HR. Al-Bukhari)
Namun doa yang disebutkan oleh hadits dan diajarkan NabiShallallahu 'Alaihi Wasallam itu
yang lebih utama di bandingkan doa-doa selainnya. (Lilhat: Taudhi
al-Ahkam, Syaikh Al-Bassam dalam menjelaskan hadits di atas)
Kandungan Doa
Ini salah satu bukti kefaqihan Abu Bakar al-ShiddiqRadhiyallahu 'Anhu,
ia sangat paham bahwa shalat adalah sarana interaksi paling kuat antara
hamba dengan Rabb-nya. Shalat juga merupakan salah satu tempat mustajab
dikabulkannya doa. Karenanya ia meminta kepada NabiShallallahu 'Alaihi Wasallam agar diajarkan doa yang paling manfaat dan paling tepat untuk dimunajatkan pada tempat ini. Lalu beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajarkan kepadanya doa di atas yang bisa mengangkat pelakunya kepada derajat tertinggi di surga.
Doa di atas juga mengajarkan sarana (wasilah) paling kuat untuk
dikabulkannya doa, yakni pengakuan dosa (Sesungguhnya aku telah
menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak), lalu pentauhidan
(Tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau), kemudian
diikuti dengan permohonan ampunan.
Ibnu Mulqin berkata: "Betapa bagusnya susunan ini; ia mendahulukan
pengakuan doa, lalu ketauhidan (pengesaan Allah), kemudian permohonan
ampunan; karena mengakui dosa sarana kuat untuk mendapatkan maaf dan
pujian terhadap orang yang diminta lebih dekat untuk dikabulkannya
permintaan."
Kezaliman seseorang terjadi pada salah satu dari dua hal: meninggalkan
kewajiban atau melakukan keharaman-keharaman atau kedua-duanya secara
sekaligus.
Tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau: Bahwa
semua makhluk tidak sanggup mengampuni satupun dari kesalahan dan dosa
seseorang. Hak mengampuni dosa adalah milik Allah semata, karena tidak
boleh meminta amapunan kecuali hanya kepada-Nya.
Ampuni Aku dan rahmati aku: permintaan agar dihindarkan dari
sesuatu yang dibenci dan ditakuti, lalu diberi kebaikan-kebaikan yang
diinginkan dan dirindukan. Karenanya makna maghfirah: dihilangkan
sesuatu yang dibenci. Sementara rahmat: didapatkan apa yg diinginkan.
. . . shalat adalah sarana interaksi paling kuat antara hamba dengan Rabb-nya. Shalat juga merupakan salah satu tempat mustajab dikabulkannya doa. . .
Di dalamnya juga disebutkan tawassul (usaha mengambil sarana untuk tercapainya sesuatu yang dituju/dimau) kepada Allah dengan Asmaul Husna (nama-nama
Alah yang maha Indah) saat memohon sesuatu atau dihindarkan dari
sesuatu yang menakutkan. Di dalamnya disebutkan dua nama Allah
(الْغَفُورُ الرَّحِيمُ: maha Pengampun lagi Penyayang) yang sesuai
dengan isi permintaan, "Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan rahmati aku". Wallahu Ta'ala
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Disini